Elektabilitas Masih Rendah, AHY Tak Buru-buru Maju Capres

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Jumat, 15 Jun 2018 04:30 WIB
Meski elektabilitas masih jauh di bawah Prabowo Subianto dan Jokowi, AHY menyatakan siap menjadi bakal capres meski tak mau tergesa-gesa.
Meski elektabilitas masih jauh di bawah Prabowo Subianto dan Jokowi, AHY menyatakan dirinya siap menjadi bakal capres meski tak mau tergesa-gesa. (CNN Indonesia/Mesha Mediani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan siap menjadi calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Pernyataaan tersebut disampaikan putra sulung Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu saat menghadiri acara kelompok yang mengatasnamakan diri Relawan Cakra untuk mendeklarasikan AHY sebagai capres di Pilpres 2019, di Kalimantan Timur beberapa waktu silam.

Menurutnya, anak muda harus peduli terhadap lingkungan dan masa depan bangsa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mengapresiasi deklarasi ini. Anak-anak muda memang harus peduli pada lingkungan dan masa depannya," ucap AHY dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (14/6).


Namun, menurutnya, langkah pencalonan tersebut tidak akan diambil secara tergesa-gesa mengingat situasi politik yang masih dinamis hingga saat ini. AHY berjanji akan mengambil langkah yang terbaik bagi kepentingan masyarakat.

"Tapi saya juga tidak ingin tergesa-gesa. Situasinya masih cair, masih dinamis. Kami upayakan yang terbaik bagi rakyat." ujar AHY.

Dalam hal elektabilitas, putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu masih jauh dari sejumlah nama kuat jelang pilpres 2019 seperti petahana Joko Widodo, Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo.

Dalam beberapa survei, AHY berada di bawah keempat nama tersebut. Misal, dalam survei Indo Barometer yang dirilis pada 22 Mei 2018, AHY dengan elektabilitas 3,3 persen ada di urutan keempat di bawah Jokowi (48,7 persen), Prabowo (20,5 persen), dan Gatot (4,8 persen).

Meski begitu, AHY memiliki elektabilitas lebih baik dibandingkan Wapres saat ini, Jusuf Kalla (1,4 persen).

Lalu, berdasarkan survei Polcomm Institute yang dirilis pada 25 Maret lalu, AHY disebut sebagai tokoh paling favorit capres bila ada poros ketiga.

Pada survei tersebut, untuk capres poros ketiga, AHY memiliki elektabiltas 21 persen. Dia di puncak dengan tokoh yang berada di bawahnya adalah Ketum PAN Zulkifli Hasan (15,33 persen), Gatot (12,33 persen), dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (9,42 persen).

Sementara itu, berdasarkan survei Charta Politika yang dirilis pada 6 Juni 2018, direktur eksekutif lembaga tersebut, Yunarto Wijaya menyatakan AHY adalah nama paling favorit untuk mendampingi Jokowi sebagai cawapres 2019.

Dalam survei tersebut, disebutkan nama AHY mendapatkan 7,6 persen. Ia di bawah Gatot (8,6 persen) dan Jusuf Kalla (10,3 persen).

Begitupun berdasarkan survei Kedai KOPI, AHY berada di urutan kedua sebagai cawapres favorit dengan elekatbilitas 8,7 persen. Ia berada di bawah Gatot (17,5 persen) yang menjadi paling favorit.

Di bawah mereka adalah Anies Baswedan (8,6 persen), Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (6,2 persen).

Meski Elektabilitas Belum Terlalu Kuat, AHY Siap Jadi CapresAHY pun menjadi favorit untuk menjadi cawapres yang mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019.(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)


Sementara itu, menanggapi deklarasi di Kaltim itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Putu Supadma Rudana juga mengatakan AHY siap maju sebagai capres di Pilpres 2019. Menurutnya, langkah tersebut akan diambil bila sejarah memanggil.

"AHY siap menjadi capres jika sejarah memanggil," ucapnya.

Dia pun mengapresiasi langkah sejumlah kelompok relawan yang telah mendeklarasikan dukungan agar AHY maju sebagai capres di Pilpres 2019.

Putu mengatakan, pemimpin muda sangat memahami bahwa anak muda yang bergerak di bidang kewirausahaan digital dan digital ekonomi yang fokus kepada pariwisata dan 16 subsektor ekonomi kreatif akan berperan dalam peningkatan ekonomi yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.

"Potensi ekonomi kreatif yang mengangkat kearifan lokal di masing masing daerah seperti kuliner, fesyen, kerajinan, dan lain-lain hingga saat ini belum terealisasi dan tergaungkan, sehingga belum memberikan peningkatan ekonomi yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat," katanya.

Namun demikian, Putu mengingatkan pendukung AHY agar tidak jemawa karena perjalanan menuju pencalonan capres di Pilpres 2019 masih panjang dan harus melalui sejumlah tahapan, seperti menjalin koalisi dengan partai politik lain demi memenuhi ambang batas pencalonan pasangan presiden dan wakil presiden.

Untuk maju sebagai capres, Gatot harus memenuhi syarat presidential treshold atau ambang batas presiden. Syarat itu mengharuskan capres mendapat dukungan dari partai atau gabungan partai yang menguasai 20 persen kursi parlemen atau meraih 25 persen dari total suara nasional pada Pilpres 2014 lalu.

"Kami siap berdialog dengan semua partai tentu dengan semangat untuk membangun bangsa dengan mengutamakan penyamaan visi, misi serta niat untuk selalu memberikan yang terbaik untuk masyarakat," ucapnya.

(kid/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER