Pengamat: Angkutan Air di Indonesia Butuh Perhatian Khusus

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jun 2018 05:15 WIB
Pengamat transportasi Darmaningtyas menyatakan fasilitas dan kelengkapan angkutan air rakyat di Indonesia masih memprihatinkan.
Pengamat transportasi Darmaningtyas menyatakan fasilitas dan kelengkapan angkutan air rakyat di Indonesia masih memprihatinkan. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengaruh cuaca buruk seperti angin kencang dan ombak besar serta kelebihan muatan diperkirakan menjadi penyebab tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara. Namun, minimnya fasilitas dan layanan keselamatan dalam sarana transportasi di Danau Toba, dianggap juga menjadi salah satu penyebab banyaknya penumpang yang hilang.

Menurut pengamat transportasi Darmaningtyas, transportasi air di Indonesia, terutama yang diselenggarakan oleh masyarakat, minim fasilitas termasuk pelampung.

"Angkutan air kita baik itu laut, sungai, maupun danau memang butuh perhatian khusus karena setiap Lebaran selalu ada korbannya," kata Darmaningtyas kepada CNNIndonesia.com, Rabu (20/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmaningtyas menyarankan pemerintah mempercepat rencana pembangunan galangan kapal atau docking di Danau Toba, sehingga kapal-kapal dapat melakukan perawatan. Selama ini, ketiadaan galangan kapal membuat kapal minim perawatan.


"Dengan tidak adanya galangan, menjadikan kapal yang ada minim perawatan. Ramp check (pemeriksaan) terhadap kapal mungkin juga susah dilaksanakan," kata Darmaningtyas.

Darmaningtyas juga meminta pemerintah pusat turun tangan membenahi angkutan di Danau Toba, lantaran kawasan ini masuk dalam tujuan wisata prioritas.

"Tidak ada salahnya bila pusat turut intervensi meningkatkan keselamatan layanan kapal di Danau Toba, baik dalam penyediaan sarana yang berkeselamatan maupun penyediaan baju pelampung," ucap Darmaningtyas.

Darmaningtyas mengaku sebelumnya pernah memberikan saran serupa berupa perbaikan infrastruktur maupun sarana, usai survei di Pulau Samosir bersama Puslitbang Laut pada 2016 lalu. Namun, menurut dia usul itu belum sepenuhnya dijalankan.


"Saya usulkan ke Direktur Keselamatan Transportasi darat (KTD) Ahmad Yani untuk memberikan bantuan baju pelampung dan itu dilaksanakan pada November 2017, meski secara simbolis karena terbatas. Harapannya, bantuan itu dapat menstimulasi Pemda dan operator untuk menyediakan baju pelampung. Tapi rupanya kepedulian mereka masih rendah," kata Darmaningtyas.

KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6), sekitar pukul 17.30 WIB. Kapal tersebut berangkat dari Dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.


Data jumlah penumpang yang hilang sampai saat ini masih beragam lantaran tidak memiliki manifes (daftar penumpang dan muatan) kapal. Data terakhir Basarnas menyatakan ada 189 penumpang yang masih dicari. (ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER