Pencarian Nihil, Ratusan Keluarga Cemas di Tepi Danau Toba

Ihsan Dalimunthe | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jun 2018 10:31 WIB
Ratusan keluarga korban tenggalamnya kapal KM Sinar Bangun masih menunggu di tepi Danau Toba. Hingga Jumat (22/6) pagi pencarian tim gabungan belum berhasil.
Keluarga korban tetap menunggu di tepi Danau Toba. (Antara/Irsan Mulyadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan keluarga korban masih menunggu dengan cemas di pinggiran Danau Toba, Sumatera Utara. Pencarian dengan peralatan canggih oleh tim gabungan hingga hari ke-5, Jumat (22/6) pagi belum juga membuahkan hasil.

Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polri, TNI AL, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) belum menemukan lagi korban kapal kayu KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan tim gabungan baru menemukan dua orang dalam kondisi meninggal dunia dan telah dievakuasi ke RSU Rohandahaim, Pematang Raya. Kedua jenazah wanita itu ditemukan tim gabungan yang melakukan pencarian sejak Rabu (20/6) pagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jenazah pertama ditemukan tim Basarnas di pinggiran pantai tempat budi daya ikan jaring apung milik PT Jafta di perairan Danau Toba, sekira pukul 07.00 WIB," ujarnya seperti yang dilaporkan Antara, Jumat (22/6).


Adapun jenazah kedua ditemukan di pinggiran Danau Toba, di Daerah Sumbal pukul 10.30 WIB dengan ciri-ciri rambut pirang, baju hitam, jaket Lee, celana jeans biru.

Sebelumnya, Polda Sumut melaporkan seorang penumpang KM Sinar Bangun ditemukan tewas di perairan Danau Toba, Desa Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (18/6).

Hingga kini, total tercatat 19 orang ditemukan selamat dan tiga orang meninggal dunia. Petugas penanganan musibah tenggelam KM Sinar Bangun mempublikasikan identitas tiga jenazah yang diautopsi pihak RSUD Tuan Rondahaim.


Dalam pengumuman di posko terpadu di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Kamis, dicantumkan bahwa identitas ketiganya adalah Tri Suci Wulandari (24), warga Aceh Tamiang, Fajryanti (47), warga Kota Binjai, dan Indah Juwita Saragih (22), warga Sidamanik, Simalungun.

Selain korban tewas, petugas gabungan juga memublikasikan nama-nama korban yang selamat dalam peristiwa yang terjadi pada Senin (18/2).

Korban-korban yang selamat itu, M. Fikri (21), warga Indrapura, Kabupaten Batubara, Heri Nainggolan (23), warga Panei Tingkah, Kabupaten Simalungun, Jamuda (17), warga Bunga-Bunga, Hernando Lingga (24), warga Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, dan Sri Santika (26), warga Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.

Evakuasi jenazah KM Sinar Bangun di Danau Toba. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

Selain itu, Rahma Saputra (22), warga Indrapura, Kabupaten Batubara, Rini Sijabat (26), warga Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Tinambung Situmorang (16), warga Aeknopan, Kabupaten Labuhan Baru Utara, Hermanto Turnip (27), warga Tigaras, Kabupaten Simalungun, dan Suhendra (22), warga Kota Pematang Siantar.

Petugas juga mencatat korban selamat, Santi Sianturi (23), warga Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang, Dedi Setiawan (22), warga Lubuk Pakam, Hafni (29), warga Pematang Siantar, Toni (29), warga Kota Pinang, dan Roni (17), warga Raja Nihuta.

Lima terakhir korban selamat adalah Rudi Wibowo (22), warga Kota Binjai, Josua Sinaga (18), warga Kota Binjai, dan Juwita Morga (24), warga Aceh Tamiang.


Mengenai jumlah penumpang KM Sinar Bangun masih simpang siur, sedangkan petugas masih melakukan pendataan secara objektif.

Kapal kayu KM Sinar Bangun mengangkut ratusan penumpang, diperkirakan tenggelam sekitar satu mil dari dermaga Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB.

KM Sinar Bangun mengalami musibah akibat pengaruh cuaca buruk berupa angin kencang dan ombak cukup besar.

Kesaksian Korban

Ditemui di sela-sela perawatan di Simalungun, Rabu, Jamuda (17), warga Nagori (Desa) Sibunga-bunga, Kecamatan Jorlang Hataran, dan Heri Nainggolan (23), warga Panei Tonga, Kecamatan Pane, di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terlihat tegang saat diminta menceritakan situasi kejadian tersebut.

Jamuda spontan menggeleng-gelengkan kepala dengan mimik ketakutan dan memeluk kerabatnya, mendapat tepukan serta elusan di punggung membuatnya tenang kembali.

"Kami berenam pergi berlibur ke Samosir, dan saya sendiri yang selamat," katanya.

Keluarga korban menunggu jenazah kerabat mereka ditemukan. (REUTERS/Albert Damanik)

Jamuda dan lima rekannya berada di posisi teratas kapal yang terdiri dari tiga tingkat, beserta ratusan penumpang lainnya mengarungi perairan Danau Toba dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun, dengan kondisi cuaca hujan dan angin kencang.

Sewaktu kapal mulai oleng dan sebelum terbalik, Jamuda melompat dari kapal dan berenang menjauhi titik tenggelamnya kapal tersebut.

"Kira-kira 10 menit, aku lihat kapal feri, aku berenang mengejar dan ditolong naik," katanya.


Heri Nainggolan yang mengalami luka dan sempat dirawat di Puskesmas Sipintu Angin berjarak kira-kira lima kilometer dari posko utama tim Gabungan SAR di Pelabuhan Tigaras juga melakukan upaya serupa dengan Jamuda.

Dia menyakini keselamatan dirinya atas kuasa Tuhan, namun iparnya Roi Spenser Sirait seperjalanannya belum ditemukan. Dia pun menyampaikan kekesalan kepada kru kapal yang tidak membatasi jumlah penumpang yang hendak menyeberang dari Pelabuhan Simanindo ke Tigaras.

Ditaksir penumpang kapal mencapai 200-an orang dan sepeda motor milik para penumpang kira-kira 70-an unit. Kapal juga tidak memiliki jaket pelampung yang memadai, namun tidak dibagikan kepada penumpang meski diketahui cuaca tidak bersahabat.


Jenazah Sudah Dimakamkan

Jenazah korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun yang terjadi di Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, satu dari tujuh keluarga warga Kota Binjai, telah tiba dirumah duka dan kemudian dimakamkan, Kamis (21/6).

Begitu tiba di rumah duka jenazah Fahriyanti (47) warga Jalan Bendahara Kelurahan Pujidadi Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai, yang dibawa ambulance disambut isak tangis keluarga dan warga.

Bahkan ada beberapa warga yang jatuh pingsan karena tidak menyangka ibu dari empat orang anak ini kembali dari berwisata lebaran dalam keadaan tidak bernyawa. Jenazah Fahriyanti dibawa ke masjid dan langsung di salatkan warga selanjutnya dimakamkan dipemakaman muslim setempat.

(dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER