Jakarta, CNN Indonesia -- Kabag Pensat Divisi Humas Polri, Kombes Pol. Yusri Yunus mengatakan bahwa nakhoda
kapal motor (KM) Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara saat ini sudah diamankan oleh pihak kepolisian.
"Nahkodanya, inisialnya SS masih diamankan di Polres Samosir," kata Yusri di Kantor Div Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (21/6).
Ia mengatakan, meskipun SS sudah diamankan polisi namun pemeriksaan belum bisa dilakukan. Sebab, kondisi SS masih trauma atas kejadian yang dialaminya saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kondisinya sekarang masih trauma. Mudah-mudahan secepatnya bisa kami lakukan pemeriksaan kepada yang bersangkutan," imbuhnya.
Yusri mengatakan saat ini fokus penanganan masih seputar upaya evakuasi korban.
Menyoal insiden tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menduga tenggalamnya KM Sinar Bangun lantaran kelebihan kapasitas. Dugaan muncul karena Kemenhub belum menerima manifes (daftar isi muatan yang diangkut kapal) dan surat izin berlayar (SIB) KM Sinar Bangun dari unit pelaksana teknis (UPT) terkait.
"Soal kelebihan muatan, kami tidak bisa simpulkan langsung, tapi potensi kelebihan ada. Ditandai dengan tak beraninya mereka (UPT) memberikan manifes dan tidak dikeluarkan SIB. Itu satu indikasi ada kecurangan terjadi," katanya saat konferensi media di Gedung Kemenhub, Rabu (20/6).
Budi menyerahkan proses investigasi kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengungkap penyebab kejadian. Ia juga menyatakan telah menghentikan sementara seluruh aktivitas penyeberangan melintasi Danau Toba selama tujuh hari kedepan.
Budi menyebut keputusan itu telah disepakati oleh 40 operator kapal penyeberangan yang beroperasi di lima dermaga di Danau Toba yakni di Ambarita, Ajibata, Simanindo, Muara, dan Tigaras.
Sebagai gantinya, Kemenhub dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah menyiapkan dua buah kapal ferry Roll On Roll Off (RORO), bernama RORO 1 dan RORO 2 untuk melayani arus penumpak melintasi Danau Toba.
KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB setelah berangkat dari Simanindo menuju Tigaras. Sebelum tiba di dermaga Tigaras, tiba-tiba kapal oleng akibat pengaruh cuaca buruk hingga berujung tenggelam.
(evn)