Jakarta, CNN Indonesia -- Tim SAR gabungan menetapkan jumlah penumpang
KM Sinar Bangun yang tenggelam pada 18 Juni 2018 di Danau Toba sebanyak 188 orang. Sebanyak 164 dinyatakan belum ditemukan.
Usai rapat koordinasi di Pelabuhan Tigas, Kabupaten Simalungun, Senin (25/6), Kepala Kantor SAR Medan Budiawan mengatakan, jumlah 188 orang termasuk 21 orang korban selamat dan tiga orang yang tewas.
Jumlah tersebut didapatkan berdasarkan penelitian dan pencocokan yang melibatkan seluruh instansi yang terlibat dalam proses pencarian korban.
Instansi-instansi itu adalah SAR Kota Medan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, BPBD Kabupaten Samosir, Jasa Raharja, Kementerian Perhubungan, Polres Samosir, Polres Simalungun, Pemkab Simalungun, Dinas Perhubungan Simalungun, dan Dinas Sosial Simalungun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil rapat itu telah disekapati dan ditandatangani peserta rapat," kata Budiawan seperti dilansir dari Antara.
 Tim gabungan terus mencari korban hilang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba. (REUTERS/Beawiharta) |
Sementara itu untuk korban yang meninggal, Jasa Raharja telah memberikan santunan masing-masing sebesar Rp50 juta. Untuk biaya perawatan korban yang selamat diberikan maksimal Rp20 juta.
Sebelumnya jumlah penumpang KM Sinar Bangun simpang siur karena tak adanya daftar manifes penumpang. Kapal tersebut ditengarai kelebihan muatan karena hanya punya daya tampung sekitar 45 orang.
Selama ini jumlah penumpan diperkirakan berdasarkan laporan keluarga yang kehilangan anggota keluarganya yang diyakini ikut dalam pelayaran KM Sinar Bangun saat tenggelam.
Korban yang belum ditemukan diduga terjebak di badan kapal yang sampai saat ini belum ditemukan. Tim baru mendeteksi adanya objek di kedalaman 450 meter Danau Toba yang diduga merupakan KM Sinar Bangun. Namun untuk memastikan bahwa objek tersebut adalah KM Sinar Bangun yang tenggelam, tim harus menganalisi lebih dulu
(antara/sur)