Surabaya, CNN Indonesia -- Calon gubernur Jawa Timur nomor urut satu
Khofifah Indar Parawansa menyambagi Pusat Data di Rumah Relawan Khofifah-Emil di Jalan Progo, Surabaya. Pusat data ini bertugas menghitung suara dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018.
Khofifah langsung mengajak awak media melihat para relawan bekerja memasukkan data foto Formulir C1 dan C1 Plano yang dikirim para saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) seluruh kabupaten/kota.
Para relawan tersebut masing-masing dibekali komputer untuk memasukkan suara dari foto Formulir C1 dan C1 Plano yang dikirim para saksi itu. Mereka dibagi per kabupaten/kota dalam memasukkan jumlah suara pasangan Khofifah-Emil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khofifah mengatakan penghitungan yang dilakukan Tim Pusat Data ini merupakan upaya pihaknya dalam menyiapkan data 'real count' suara Pilgub Jawa Timur 2018.
"Masing-masing kan perlu data riil, C1 secara manual juga sudah dikumpulkan. Jadi bersama-sama kita siapkan data manual dan data berbasis sistem yang ada ini," ujarnya.
Saat melakukan peninjauan, Khofifah menyebut suara yang dihimpun Tim Pusat Data itu sudah mencapai 70 persen dari 67.644 TPS yang ada di Jawa Timur. Dari suara yang sudah masuk itu, pasangan Khofifah-Emil mendapat 54,47 persen dan 45,53 persen.
"Ini penghitungan di PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) besok lusa selesai. Ini sudah lebih 70 persen sampai hari ini," ujarnya.
Menurut Khofifah, keberadaan Tim Pusat Data ini untuk memastikan perolehan suara dirinya dan Emil Elistyanto Dardak, baik secara 'quick count' maupun 'real count' dalam
Pilgub Jawa Timur 2018.
"Saya ingin menyampaikan kepada teman-teman, bahwa paslon nomor satu siap dengan armada, operator,
software,
hardware," kata dia.
 Calon gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa memperlihatkan Tim Penghitung Suara di Rumah Relawan, Jalan Progo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (28/6). (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan) |
Libatkan SantriSaat awak media diajak melihat kerja Tim Pusat Data pasangan Khofifah-Emil ini, salah satu relawan menyebut bahwa yang bekerja memasukkan data suara dari saksi di lapangan adalah para santri dari Pondok Pesantren Tebu Ireng.
Namun, buru-buru Khofifah menyebut mereka adalah para relawan.
"Jadi ini dari relawan yang berbasis dari Fakultas IT, prodinya IT. Enggak asal," tuturnya.
Saat dikonfirmasi dari pondok pesantren mana saja mereka berasal, Khofifah enggan menjelaskan lebih lanjut. Ia hanya menyatakan tak sembarang orang yang dilibatkan bekerja dalam Tim Pusat Data tersebut.
"Udah deh, udah deh. Enggak bisa sembarang orang yang bisa jadi operator," kata Khofifah.
(end)