Rupiah Anjlok, Gerindra Tunjuk Hidung Jokowi dan Sri Mulyani

DHF | CNN Indonesia
Sabtu, 30 Jun 2018 04:41 WIB
Fadli Zon menduga Presiden Jokowi sengaja membiarkan nilai tukar rupiah makin hancur dan mempertanyakan kinerja menteri keuangan Sri Mulyani.
Jokowi dan Sri Mulyani dituding tidak becus amankan nilai tukar rupiah. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyindir Pemerintahan Presiden Joko Widodo soal nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kian terpuruk ke angka Rp14.400.

Fadli menyebut terpuruknya rupiah merupakan kejahatan yang dibiarkan Pemerintahan Jokowi.

"Mungkin ini bisa masuk kategori crime by mission, suatu kejahatan yang dibiarkan. Tak ada intervensi, tak ada usaha yang menyebutkan kita sebagai negara yang berdaulat mampu mengendalikan mata uang kita sendiri terhadap mata uang asing," ujarnya saat ditemui di Universitas Bung Karno, Jakarta, Jumat (29/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sembari mengenang Trisakti Bung Karno, Fadli menyebut keadaan Indonesia saat ini jauh dari impian tersebut. Bung Karno menginginkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.

Saat ini Indonesia, lanjut Fadli, menerapkan anti-trisakti karena tidak berdaulat di politik, ekonomi memburuk, dan tidak memiliki kepribadian.

"Kalau ada yang mengatakan kalau sekarang ini baik-baik saja, saya kira perlu kita periksa nalarnya," tandasnya.


Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani sengaja membiarkan rupiah anjlok ke angka Rp14.400.

Hal ini, ucap Ferry, menunjukkan Sri Mulyani sengaja ingin mempercepat rezim Jokowi jatuh.

"Pernyataan Menteri Keuangan menyatakan bahwa itu [rupiah anjlok] merupakan indikasi untuk ke penyesuaian yang baru," kata Ferry saat ditemui di Universitas Bung Karno, Jakarta, Jumat (29/6).


"Saya kira Bu Sri Mulyani mempercepat Pak Jokowi jatuh kali ya," tambah Ferry.

Ferry menyebut kondisi sekarang lebih parah ketimbang krisis moneter di 1998. Pasalnya saat itu rupiah anjlok, tapi usaha di akar rumput masih kuat.

Saat ini rupiah anjlok disertai hancurnya usaha UMKM. Sehingga tinggal tunggu waktu soal krisis moneter.


Karenanya, Ferry menyebut saat ini adalah saat yang tepat untuk menyudahi rezim pemerintahan Joko Widodo.

"Memang sudah tidak cocok juga menurut saya. Jadi lebih banyak pencitraannya, menyembunyikan kebenarannya. Kemudian manipulasi fakta-fakta terus," tandas Ferry.

Sebelumnya, nilat tukar rupiah kian menurun dan menyentuh angka Rp14.387 per Dolar Amerika Serikat pada Kamis (28/6).

Menkeu Sri Mulyani menyatakan hal ini wajar dan merupakan penyesuaian nilai tukar yang normal.

"Jadi kami lihat dulu, selama ini (pergerakan nilai tukar) mencerminkan suatu fundamental dan kekuatan ekonomi yang tidak berubah atau bergerak jauh dari faktor positifnya, ya kami akan lihat ini sebagai adjusment yang normal," ucap Sri Mulyani, Kamis (28/6).
(dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER