Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat mengakui wacana menduetkan
Jusuf Kalla (JK) dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di pemilihan presiden 2019 tak lepas dari sejarah kebersamaan antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan JK saat memimpin Indonesia periode 2004-2009 silam.
SBY adalah ayah AHY yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Demokrat. Saat menjadi presiden RI periode 2004-2009, SBY dibantu JK sebagai wakil presiden. Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari menyebut pasangan SBY-JK sukses mengelola masalah bangsa yang terjadi saat itu.
Kini, Demokrat mewacanakan JK-AHY sebagai pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2019. Upaya mewujudkan itu akan dilakukan dengan cara membentuk poros ketiga atau koalisi kerakyatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Koalisi kerakyatan untuk memberikan harapan JK pernah bersama SBY... Sama-sama mendukung rekonsiliasi Aceh, membantu Pak SBY 2004-2009, membantu mendukungnya," kata Imelda di Kawasan Cikini, Selasa (3/7).
Demokrat pun mengakui bahwa nama JK-AHY sudah masuk dalam survei internal partai.
"JK-AHY sudah didengungkan teman-teman di bawah. Selanjutnya ada survei kecil-kecilan soal poros ketiga, kebanyakan menuliskan JK-AHY," ujar Imelda.
Imelda mengklaim saat ini SBY dan JK masih kerap berkomunikasi. Namun keinginan menduetkan JK dan AHY belum menjadi keputusan partai.
"Tapi kami percaya koalisi kerakyatan, poros ketiga bisa menjadi oilihan alternatif. Karena ketika ada dua pilihan yang lurus maka masyarakat kebanyakan memilih poros ketiga," ungkap dia.
 Duet JK-AHY jadi salah satu opsi berdasar survei internal Partai Demokrat. (CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi) |
Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai pasangan JK-AHY bisa jadi pilihan baru. Menurut beberapa survei, Emrus menyebut nama AHY sangat berpotensi menjadi calon wakil presiden.
"Asal jangan jadi capres, pasti kalah," kata Emrus.
Selanjutnya, Emrus mengatakan masyarakat akan memiliki banyak calon pemimpin jika benar akan JK-AHY maju. Hal ini juga jadi bahan calon presiden agar semakin mempersiapkan diri.
"Kalau JK-AHY maju akan sangat ketat persiangannya. Kalau ada persaingan semacam ini sehingga ada alternatif pilihan masyarakat," ungkap dia.
Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai masih ada kemungkinan JK maju kembali menjadi capres. Kemungkinan itu terbuka jika melihat keberhasilan Mahatir Mohamad memenangkan Pemilu Malaysia di usia senja.
"Saya kira mungkin pak JK terinspirasi bisa dilihat dari Malaysia. Libido berpolitiknya kembali naik," ujar Pangi.
Dia juga mendukung ada poros ketiga agar meminimalisir
head to head pertarungan antar presiden. Namun dia tetap mewanti-wanti partai yang mengusung Jusuf Kalla, terutama terkait maraknya politik identitas saat ini.
"Sudah siap belum Indonesia dipimpin oleh yang bukan Jawa?" kata Pangi.
(wis/gil)