Jakarta, CNN Indonesia -- Kericuhan terjadi di Asrama Mahasiswa Papua, di Jalan Kalasan, Tambak Sari, Surabaya, Jumat (6/7) malam.
Kericuhan berawal saat Camat Tambaksari membawa sejumlah anggota satpol PP bersama polisi mendatangi asrama tersebut untuk melakukan operasi kependudukan atau yustisi. Namun, penghuni asrama mempertanyakan operasi tersebut. Mereka menilai petugas tak bisa menunjukkan surat perintah yang jelas.
Pengacara Publik LBH Surabaya Mohammad Soleh yang saat itu berada di lokasi kejadian, menceritakan kronologi kericuhan tersebut. Soleh datang ke asrama untuk mendampingi mahasiswa yang saat itu dikepung aparat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Jumat (6/7) pukul 19.00 WIB Aliansi Mahasiswa Papua mengadakan diskusi Mingguan di Asrama Mahasiswa Papua.
"Saya tiba di asrama pukul 19.30 WIB, dan di sana memang pagar tertutup, tapi sejumlah polisi berpakaian sipil terlihat di luar asrama," kata Soleh kepada
CNNIndonesia.com.
Sekitar pukul 20.30 WIB, Camat Tambaksari bersama ratusan anggota Kepolisian, TNI dan Satpol PP kota Surabaya mendatangi Asrama Mahasiwa Papua dengan dalih melaksanakan operasi Yustisi.
Namun ketika perwakilan Mahasiswa Papua dan dua orang mahasiswa peserta diskusi serta salah satu PengacaraPublik LBH Surabaya menanyakan Surat Perintah/Surat Tugas, Camat Tambaksari tidak bisa menunjukkan surat tersebut.
Dua orang peserta diskusi, Isabella dan Anindya berusaha untuk berdialog dengan damai dengan pihak camat namun di tengah dialog tersebut, salah seorang polisi meneriaki Anindya dengan kata-kata kasar kemudian situasi mulai memanas.
"Saya diseret oleh aparat kepolisian, sedangkan Anindya juga dilecehkan oleh oknum aparat kepolisian, dadanya dipegang dan kemudian diseret beramai-ramai," katanya.
Diskusi, kata Soleh, tetap dilanjutkan, dan pintu asrama ditutup.
"Kebetulan pagar asrama memang tinggi jadi aparat tidak bisa masuk," kata dia.
Kata Soleh, Camat Tambaksari bersama ratusan anggota Kepolian, TNI dan Satpol PP kota Surabaya meninggalkan lokasi Asrama Mahasiswa Papua sekitar jam 23.30 WIB.
Soleh mengatakan alasan Camat Tambaksari melakukan operasi Yustisi tidak rasional.
"Jika memang Camat Tambaksari sedang melaksanakan Operasi Yustisi, seharusnya camat bisa menunjukkan Surat Perintah atauSurat Tugas," ujar dia.
Lagipula, dia mempertanyakan kepada camat, mengapa hanya asrama Papua yang dirazia.
"Jika memang melaksanakan Operasi Yustisi kenapa harus melibatkan anggota Kepolisan dan TNI, bahkan polisi bersenjata laras Panjang," katanya.
Sementara itu, dikutip dari Antara, Kapolsek Tambaksari Kompol Prayitno mengatakan operasi yustisi di asrama Papua dilakukan untuk menindaklanjuti laporan dari warga sekitar yang merasa curiga dengan aktivitas para mahasiswa di dalam rumah tersebut.
(ugo)