Jakarta, CNN Indonesia -- Unjuk rasa menuntut pelaksanaan pilkada ulang oleh pendukung salah satu peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sampang di kantor panwas setempat berakhir ricuh, Senin (9/7).
Kericuhan bermula saat pengunjuk merangsek maju dan berupaya menerobos barikade polisi yang mengamankan aksi itu di Kantor Panwas Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Aksi saling dorong antara petugas dan pengunjuk rasa tidak terhindari.
Seruan salah seorang koordinator aksi melalui pengeras suara untuk terus maju, membuat massa makin memanas sehingga polisi terpaksa melepaskan gas air mata. Dalam hitungan detik, massa yang semula memaksa hendak menerobos barikade polisi itu akhirnya mundur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unjuk rasa ribuan orang menuntut pelaksanaan pilkada ulang dari hasil pilkada 27 Juni 2018 ke kantor Panwaslu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sampang, Jawa Timur, Senin, mengakibatkan arus lalu lintas penghubung empat kabupaten di Pulau Madura lumpuh total.
Ribuan orang memadati jalan raya di Kota Sampang, termasuk di jalur utama penghubung Kabupaten Sampang dan Pamekasan, yakni di depan kantor KPU Sampang.
Para pengguna kendaraan bermotor dari arah Pamekasan yang hendak menuju Surabaya, terpaksa melewati jalur alternatif dengan melalui perkampungan warga, karena akses jalur lalu lintas di sepanjang jalan protokol Kota Sampang dipenuhi pengunjuk rasa.
"Untuk kendaraan pribadi bisa melalui jalur alternatif, tapi untuk kendaraan angkutan barang, terpaksa harus menunggu hingga aksi selesai," ujar Kapolres Sampang Ajun Komisaris Besar Budi Wardiman seperti dikutip
Antara.Awalnya, unjuk rasa digelar di kantor Panwalu Sampang di Jalan Rajawali, selanjutnya massa bergerak menuju kantor KPU di Jalan Diponegoro Sampang.
Saat ribuan orang ini beraksi di kantor Panwaslu Sampang, sempat terjadi kericuhan antara pengunjuk rasa dengan petugas keamanan dari Polres Sampang yang mengamankan aksi itu. Sedangkan di kantor KPU, massa pengunjuk rasa menggelar istigasah dan menutup akses jalan raya, sehingga jalur penghubung di Pulau Madura itu lumpuh total.
Pilkada di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur pada 27 Juni lalu digelar di 1.450 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 180 desa dan 6 kelurahan yang tersebar di 14 kecamatan.
Pesta demokrasi lima tahunan guna memilih calon pemimpin daerah ini, diikuti tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Sampang.
Ketiga pasangan calon itu adalah Hisan-Abdullah Mansyur (Hisbullah), Slamet Junaidi-Abdullah Hidayat (Jihad), dan Hermanto Subaidi-Suparto.
Hasil rekapitulasi KPU Sampang menyebutkan, pasangan Slamet Junaidi-Abdullah Hidayat (Jihad) unggul dengan meraih suara 257.121 atau 38,4 persen, Sedangkan Hermanto Subaidi-Suparto (Mantap) memperoleh dukungan 252.676 suara atau 37,38 persen. Kemudian, pasangan nomor urut 3 yakni Hisan dan Abdullah Mansyur (Hisbullah) meraih dukungan 166.059 suara atau 24,5 persen.
Dari tiga saksi pasangan calon bupati dan wakil bupati yang bersaing pada pilkada 27 Juni 2018 itu, hanya saksi dari pasangan "Mantap" yang menolak menandatangani hasil rekapitulasi perolehan suara, sedangkan saksi "Hisbullah" dan "Jihad" menandatanganinya.
Daftar pemilih tetap (DPT) di Kabupaten Sampang untuk pelaksanaan pilkada 27 Juni 2018 sebanyak 803.499 orang yang terdiri atas 397.031 laki-laki dan 406.468 perempuan.
(antara)