Jakarta, CNN Indonesia -- Api masih menyala di sejumlah kapal yang bersandar di dermaga bagian barat Pelabuhan Benoa, Bali hingga Selasa (10/7) pagi.
Kebakaran kapal di Pelabuhan Benoa telah berlangsung selama 32 jam.
Tim gabungan masih berusaha memadamkan api sejak insiden kebakaran itu terjadi pada Senin (9/7) sekitar pukul 01.55.
"Api masih menyala sampai dengan pagi ini," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Hengky Widjaja kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (10/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan jumlah kapal yang terbakar diperkirakan lebih dari 40 unit. Menurutnya, polisi belum dapat memastikan jumlah kapal yang terbakar. Kobaran api menghalangi langkah tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri untuk memasuki lokasi kejadian.
"Jumlah pasti kapal terbakar belum diketahui, lebih dari 40 kapal, karena api belum padam sepenuhnya sehingga tim Labfor Polri belum bisa masuk tempat kejadian perkara," ujar Hengky.
Sementara itu, dia menambahkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan seputar penyebab insiden kebakaran. Menurutnya, sejumlah saksi tengah diminta keterangan di Markas Polsek Bualu, Benoa saat ini.
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, koresponden
CNN Indonesia TV I Gede Nyoman Wiryadinatha menyebutkan setidaknya delapan hingga sepuluh kapal masih terbakar di Benoa. Api belum bisa dipadamkan karena kapal diduga masih menyimpan bahan bakar minyak.
Satu unit mobil pemadam kebakaran tampak berjaga di sekitar lokasi pelabuhan. Sementara di hari sebelumnya, sebanyak 13 mobil damkar dikerahkan untuk memadamkan api.
Wiryadinatha melaporkan tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun akibat kejadian itu, pihak pengusaha kapal, nelayan, dan anak buah kapal diperkirakan merugi hingga ratusan miliar.
Petugas pemadam kebakaran dan warga berusaha memadamkan api yang membakar kapal ikan di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) |
Ketua II Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Bali, Dwi Agus Siswa Putra mengatakan pihaknya belum bisa menyebutkan jumlah kerugian produksi penangkapan ikan atas kejadian tersebut.
Selama ini, kata Dwi, ATLI juga pernah berhubungan dengan pihak asuransi. Namun menurutnya, pihak asuransi keberatan karena sejumlah kapal di Pelabuhan Benoa berbahan kayu. "Kalaupun ada premi itu berat sekali," kata Dwi.
Sebelumnya, Kepala Pusat Informasi Data dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kapal-kapal yang terbakar itu antara lain lima unit kapal milik PT AKFI-Benoa yaitu KM Cilacap Jaya Karya, KM Akau Jaya Lima, KM Bmj Satu, KM Bintang Barat, dan KM Bina Sejati.
Kemudian, tujuh kapal milik PT Intimas Surya yaitu KM Hiroyosi 7, KM Permata 03, KM permata 103, KM Permata 06, KM Permata 01, KM Mutiara 28, dan KM Mutiara 10.
Sementara itu, kapal lainnya ialah milik PT Bandar Nelayan yaitu KM Bandar Nelayan 168 dan KM Bandar Nelayan 2019, serta kapal-kapal yang belum terdata.
"Kebakaran menghanguskan puluhan kapal ikan terjadi di Pelabuhan Benoa. Jumlah kapal terbakar kurang lebih 39 unit," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya.
(pmg/gil)