Jakarta, CNN Indonesia -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis lima nama calon wakil presiden (cawapres) yang berpotensi mendampingi petahana
Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Selain survei kuantitatif, LSI Denny JA juga menggunakan penilaian ahli atau
expert judgment sebagai turunan dari pendekatan kualitatif. Penilaian itu menghasilkan lima nama cawapres tersebut.
Kelima nama itu adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelima nama ini tidak 'diranking' karena punya peluang yang sama dan mewakili spektrum yang berbeda," kata Direktur LSI Denny JA, Adjie Al-Farabi pada konferensi pers di kantornya, Selasa (10/7).
Melalui
expert judgement, para pakar politik yang mewakili tiga zona wilayah yaitu Indonesia Barat, Indonesia Tengah dan Indonesia Timur itu diminta untuk menilai kelayakan para cawapres yang dimasukan namanya dalam survei.
Sementara itu dari hasil survei publik, nama Airlangga Hartarto menjadi pilihan teratas sebagai cawapres ideal Jokowi agar kuat di parlemen. Sebesar 35,70 persen responden memilih menteri perindustrian tersebut.
Disusul oleh Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebesar 21,5 persen dan Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzy sebesar 16 persen.
"Salah satu faktor yang menyebabkan Airlangga Hartarto teratas karena statusnya sebagai ketua umum Partai Golkar, partai pemenang kedua pemilihan legislatif 2014," kata Adjie.
Susi PudjiastutiLSI juga menanyakan kepada responden soal cawapres Jokowi berdasarkan latar belakang persoalan ekonomi, hukum dan keamanan, serta agama.
Untuk cawapres ideal Jokowi yang mengerti dan kapabel soal ekonomi diuji, nama Sri Mulyani berada di urutan pertama paling diinginkan publik dengan perolehan suara 32,5 persen. Posisi kedua adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti 24.5 persen.
Survei LSI Denny JA dilaksanakan rentang 28 Juni-5 Juli 2018 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Metode survei adalah
multistage random sampling dengan 1200 responden dan
margin of error kurang lebih 2,9 persen. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia.
Terpisah, Kriteria Cawapres di Mata Moeldoko enggan berkomentar mengenai dukungan relawan yang diberikan padanya untuk menjadi cawapres Jokowi.
Dia hanya mau menjawab saat ditanya soal kriteria cawapres yang dibutuhkan Indonesia menururt pandangannya.
"Yang pertama memiliki integritas yang tinggi. Jadi antara ucapan dan perilaku selaras," jawab Moeldoko dalam acara diskusi
Menuntaskan Pembangunan untuk Seluruh Indonesia di Jakarta.
Seorang cawapres juga perlu memiliki kapabilitas yang baik dalam mengatur negara.
"Yang ketiga adalah loyalitasnya. Dia memiliki kesetiaan yang tinggi terhadap negara bahkan istri di belakang dulu," lanjutnya.
Pada poin terakhir, Moeldoko menyebut bahwa seorang pemimpin yang baik memiliki kapabilitas yang tinggi.
(wis)