Jakarta, CNN Indonesia -- Fraksi
Partai Gerindra di DPR melakukan aksi
walk out alias beranjak keluar sebelum waktunya dari rapat kerja antara Komisi III DPR dengan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/7). Hal itu dilakukan karena mereka merasa usulan agar rapat digelar tertutup tidak diakomodasi.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, usulan agenda tanya jawab dilakukan secara tertutup disampaikan oleh anggota Fraksi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tak lama setelah Tito melakukan pemaparan.
Dalam interupsinya, Dasco meminta pendalaman atas pemaparan Tito tidak dilakukan terbuka untuk umum dan tidak ada pembatasan waktu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mau mengusulkan Fraksi Gerindra, yang pertama, saya minta rapat untuk pendalaman diadakan tertutup. Yang kedua, saya minta tidak ada pembatasan waktu," ujar Dasco.
Selain kedua usul itu, Dasco meminta setiap anggota Komisi III DPR bebas melakukan pendalaman, serta melarang Tito memberi penjelasan tertulis.
Menanggapi hal itu, anggota Fraksi PDIP Junimart Girsang menyarankan pendalaman tetap dilakukan terbuka sebagaimana kesepakatan awal sebelum rapat dibuka. Ia pun mengatakan Tito juga telah terbuka dalam menyampaikan pemaparan.
 Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Junimart Girsang, di Jakarta, 2015. ( Adhi Wicaksono) |
"Hemat saya tidak ada yang perlu dilakukan secara tertutup dalam rapat ini," ujar Junimart.
Junimart juga meminta raker selesai pukul 16.00 WIB karena dirinya dan sejumlah anggota Komisi III akan melakukan kunjungan kerja ke Bandung pada pukul 20.00 WIB.
Senada, anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu meminta pendalaman dilakukan terbuka. Ia menilai masyarakat perlu mengetahui informasi dan dinamika dalam rapat tersebut.
"Saya rasa apa yang dipaparkan oleh Pak Kapolri perlu diketahui publik. Sehingga tidak perlu menggelar rapat tertutup," ujar Masinton.
Anggota F-Gerindra Supratman Andi Agtas menukas. Ia menyebut kunjungan kerja itu mengabaikan hak anggota DPR yang lain untuk menyampaikan aspirasi.
"Tidak boleh kita saling menghalangi. Kita saling memberi jalan. Oleh karena itu kepada pimpinan untuk bisa mengakomodir usulan kami," ujar dia.
 Anggota Komisi III DPR dari F-Gerindra Supratman Andi Agtas, di Jakarta, Kamis (1/2). ( CNN Indonesia/Abi Sarwanto) |
Sementara itu, anggota Fraksi Golkar Azis Syamsuddin meminta pendalaman mengikuti mekanisme dalam Tatib DPR, di mana raker diwajibkan berlangsung terbuka. Rapat baru bisa tertutup, kata dia, jika ada usulan dari anggota dan disepakati fraksi-fraksi yang hadir dan pemerintah selaku mitra kerja dalam raker.
"Jadi enggak bisa satu fraksi, satu orang meng-
generate institusi Komisi III ini," ujar Azis.
Menanggapi usulan Dasco, Tito menyarankan raker dilaksanakan secara terbuka. Jika ada pendalaman yang bersifat sensitif, ia tidak menolak untuk dilakukan rapat tertutup.
 Anggota Komisi III DPR dari F-Golkar Aziz Syamsuddin, Jakarta, Rabu (13/12/2017). ( CNN Indonesia/Abi Sarwanto) |
Di samping itu, Kapolri mengaku tak sepakat dengan penyataan Dasco yang melarangnya untuk menyampaikan keterangan tertulis. Sebab, ia merasa dirinya tidak memahami semua masalah detil, termasuk yang sifatnya teknis.
"Kapolri ini bukan orang yang serba tahu. Meskipun saya ini seorang pemimpin 450 ribu personel. Saya tidak paham secara detil," ujar Tito.
Tito mengatakan pemberian jawaban tidak boleh sembarangan, terlebih berkaitan dengan data. Tito memerlukan waktu untuk mengumpulkan jawaban yang sifatnya memuat data.
 Kapolri Jenderal Tito Karnavian, di Jakarta, 28 Juni. ( REUTERS/Beawiharta) |
Setelah mendengar jawaban itu, Ketua Komisi III selaku pimpinan rapat Kahar Muzakir memutuskan untuk melanjutkan rapat dengan mempersilakan anggota Fraksi PDIP Arteria Dahlan melakukan pendalaman.
Belum lama Anteria bicara, Dasco melakukan interupsi. Dasco merasa tidak puas karena merasa usulannya tidak diakomodasi oleh pimpinan rapat.
Ia pun memilih untuk meninggalkan ruangan dengan diikuti seluruh anggota Fraksi Gerindra yang lain.
"Kami masih menginginkan tertutup belum diputuskan oleh pimpinan tapi sudah diberikan ke Fraksi PDI-P. Kalau begini caranya, permintaan kami kan berarti tidak diakomodir," kata Dasco, yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Ya sudah kalau begitu Fraksi Gerindra mungkin memutuskan untuk tidak ikut raker pada saat ini. Kami akan ikut raker kalau kemudian diakomodir oleh pimpinan atau pada saat komisi III sudah mempunyai ketua komisi III yang baru. Fraksi Gerindra mohon maaf kepada Kapolri dan jajaran kami tidak dapat mengikuti raker hari ini," tutupnya.
(arh/gil)