Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Panglima TNI Jenderal Purn
Gatot Nurmantyo masih optimis dirinya akan mendapat dukungan dan akan dicalonkan sebagai calon presiden atau wakil presiden untuk
Pemilihan Presiden 2019.
Ia mengatakan keyakinannya itu bukan berdasarkan hasil survei di mana dirinya termasuk salah satu calon kandidat potensial, tetapi karena komunikasi politik antar partai masih terus berjalan. Menurut dia, masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi hingga batas waktu pencalonan pada 4 sampai 10 Agustus 2018.
"Keyakinan itu bukan berdasarkan itu (survei), tapi berdasarkan bahwa partai-partai saat ini masih cair dan belum ada satupun yang pasti. Pastinya kan tanggal empat (Agustus) nanti," kata Gatot usai acara forum diskusi bertajuk "Satukan Hati untuk Indonesia" yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Selasa (24/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama Gatot sebelumnya muncul disejumlah survei, namun prosentasenya terbilang kecil. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu bersaing dengan sejumlah tokoh sepeti Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Misalnya survei yang dilakukan Lembaga Media Survei Nasional (Median) pada 6-15 Juli 2018. Dari 1.200 responden yang tersebar di semua provinsi, Gatot memperoleh 6,8 persen suara menguguli
Anies yang meraih 5,2 persen suara. Lebih unggul dari Gatot, yakni Jokowi dengan perolehan 35,7 persen dan Prabowo yang mengantongi 22,6 persen suara.
Gatot mengaku terus berkomunikasi dengan partai politik. Namun ia tidak menjelaskan lebih tegas partai mana saja yang intens berkomunikasi dengan dirinya.
Ia pun mengakui belum ada partai yang memberikan tiket kepada dirinya untuk didukung menjadi capres atau cawapres. Namun ia yakin pada penghujung waktu pencalonan ke KPU akan ada yang mencalonkannya.
"Belum ada (tiket dukungan dari parpol), semuanya masih cair dan saya punya keyakinan sekitar tanggal 7, 8, 9 Agustus baru mulai," kata dia.
(eks)