Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui Pemprov DKI tak memberi upah lebih kepada petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau pasukan oranye yang melukis
mural Asian Games 2018.
Sebab, gerakan itu murni sebagai "do-it-yourself (DIY) economy".
"Ini yang selalu saya sebut sebagai
do-it-yourself economy. Tidak perlu harus diarahkan, kita cuma fasilitasi saja. Mereka mengajukan kegiatan, ya tentunya Pemprov memfasilitasi," ujar Sandi di Silang Monas, Kamis (26/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, terminologi DIY berarti metode kekinian yang membangun, memproduksi, atau mendapatkan suatu barang atau hal tanpa bantuan langsung dari pakar di bidangnya.
 Mural hasil karya pasukan oranye, di Kemang Utara, Jakarta, belum lama ini. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Sandi mengklaim Pemprov DKI telah berhasil menyebar demam Asian Games. Petugas PPSU pun disebutnya rela menggambar mural tanpa dibayar.
Mantan bos perusahaan investasi itu berambisi membumikan 'do-it-yourself economy' dengan mengajak seluruh warga membuat mural Asian Games 2018 di pinggir jalan.
 Mural bertema Asian Games, di Kemang. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
"Kita memanggil gedung-gedung juga dong. Yang teman-teman dari lapisan atas, seniman-seniman, yuk kita gabung dan
do-it-yourself," ucapnya.
Sebelumnya, lukisan amatir Asian Games 2018 para petugas PPSU mengundang perhatian publik. Kritik pun berdatangan, Pemprov DKI dianggap tak modal membuat lukisan Asian Games 2018.
Seorang petugas PPSU bernama Ade menyebut pengerjaan satu bidang lukisan memakan waktu 2-4 hari tergantung luas yang akan dilukis.
Ia mengerjakan mural bersama lima orang lainnya dan bekerja dalam dua sif. Sif pagi dari pukul 08.00 WIB-15.00 WIB dan sif sore dari pukul 03.00 WIB-22.00 WIB.
 Petugas PPSU mengecat jembatan dan tembok trotoar dengan corak Asian Games 2018, di Paseban, Jakarta. ( CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil) |
Meski begitu, Ade mengaku tak ada upah dari Penprov DKI. Dia berharap setidaknya ada makanan, kopi, rokok yang disediakan kelurahan.
"Ya harapannya sih ada bonus dikit, dibayar per minggu juga enggak apa-apa lah, tapi tidak ada," keluh Ade saat ditemui Rabu (25/7).
(arh/gil)