Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivis
2019 Ganti Presiden, Neno Warisman mengaku sangat antusias dengan semangat warga Batam yang tetap menggelar deklarasi agar Indonesia memiliki pemimpin baru tahun depan meski mendapat tekanan dan persekusi dari pihak lawan.
Neno mengatakan usai peristiwa pengadangan yang membuatnya menunggu di bandara Hang Nadim, sejak Sabtu (28/7) hingga Minggu (29/7) dini hari, tekanan dari kubu lawan masih ada, walau tidak terlalu frontal seperti saat di Bandara.
"Mobil yang kami tumpangi menuju hotel untuk deklarasi dilempari batu. Tapi kami sudah dikawal polisi dan banyak ummat dan relawan yang ikut bergabung," kata Neno kepada
CNNIndonesia.com, Senin (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara deklrasi akhirnya terlaksana pada Minggu pagi pukul 09.00 WIB. Namun, acara deklarasi yang baru berjalan satu jam itu sudah diminta berhenti oleh aparat. Akibatnya sempat terjadi keributan antara relawan yang dimpimpin oleh pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Batam, Abu Ghaza dengan aparat. Akibat penghentian itu, Alang, pencipta lagu #2019GantiPresiden tidak sempat bernyanyi.
"Akhirnya sekitar jam 11 kurang itu acara harus berhenti. Saya disuruh pulang lebih cepat. Tapi tidak apa-apa, deklarasi terlaksana dan dihadiri puluhan ribu relawan dan ummat," kata Neno.
Setelah deklarasi selesai, Neno pun mengaku langsung bertolak ke Jakarta pada hari yang sama. Usut punya usut, Neno pun mengaku mendapat informasi dari anggota dewan salah satu partai di Batam yang mengatakan bahwa pelaku penyerangan berasal dari beberapa relawan yang mendukung petahana Joko Widodo, salah satunya relawan Pro Jokowi (Projo).
Menurut pengakuan informannya, pola perlawan yang dilakukan hampir sama dengan saat penyerangan di Medan beberapa waktu lalu. Relawan Jokowi tersebut menurutnya sengaja menggelar deklarasi mendukung Jokowi di hari yang sama dengan deklarasi 2019 Ganti Presiden.
"Tapi dari situ kita bisa melihat. Yang solid dan bertahan massa #2019GantiPresiden. Kalau relawan Jokowi dikasih nasi bungkus mereka terus pulang," ujar Neno.
Soliditas relawan ganti presiden itu juga, kata Neno tampak dari dukungan pelatih silat tarung bebas asal Batam Hendri Koto. Menurut Neno, Hendri Koto sengaja datang untuk pasang badan dan melindungi acara deklarasi 2019 Ganti Presiden selama di Batam.
"Alhamdulillah, dukungan terus datang. Bang Hendri Koto siap terluka kalau kegiatan 2019 ganti presiden diganggu," kata Neno.
Neno mengaskan rentetan peristiwa penghadangan di Medan dan Batam tak akan menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang. Dalam waktu dekat ini, relawan #2019GantiPresiden akan menggelar deklarasi akbar di Banten dan beberapa daerah Jawa Barat. Kemudian menyusul Lampung, Makassar, Lombok, Palu, Jambi, hingga Aceh.
(gil)