Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR
Fahri Hamzah mengatakan bahwa calon petahana Presiden
Joko Widodo lebih susah menentukan pendamping ketimbang
Prabowo Subianto.
Pasalnya menurut Fahri, partai pendukung Jokowi lebih banyak dan hampir semuanya mengajukan calon wakil presiden (cawapres).
"Sekitar Pak Jokowi lebih sulit ketimbang sekitar Pak Prabowo. Selain karena partai pendukungnya lebih banyak semuanya juga ngajukan cawapres," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Selasa (31/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan alasan Prabowo lebih mudah menentukan cawapresnya karena berada di partai oposisi pemerintahan. Fahri menganggap semua partai pendukung oposisi bisa menerima apapun keputusan mantan Danjen Kopasuss itu. Berbeda dengan incumbent yang mengkhawatirkan soal eksistensi parpol setelah pilpres berlangsung.
"Pak Prabowo gak terlalu ribut karena posisinya sebagai oposisi relatif mau untuk menerima keadaan," kata Fahri.
 Fahri Hamzah sarankan Joko Widodo kembali menggandeng Jusuf Kalla di Pilpres 2019. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari) |
Untuk itu, Fahri menyarankan jika Jusuf Kalla (JK) merupakan tokoh yang pas mendampingi Jokowi sebagai cawapres. Sosok JK dianggap bisa meredam konflik antar partai koalisi pendukung Jokowi.
Maka dari itu, ia membenarkan langkah yang diambil oleh Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi agar JK bisa dicalonkan kembali sebagai calon wakil presiden.
"Pak JK di sana (partai koalisi pendukung Jokowi) tidak akan mendatangkan konflik, akan diterima semuanya," kata Fahri.
Ia menduga apabila nantinya Jokowi memilih cawapres dari tokoh non parpol, maka yang akan diuntungkan adalah PDIP. Karena menurut Fahri, PDIP merupakan partai pertama yang mengusung Jokowi.
"Nanti partai yang lainnya suaranya hangus. Karena mendukung Pak Jokowi dari PDIP. PDIP panen yang lainnya gak," kata Fahri.
(gil)