Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Muhammad Mahfud MD menilai manuver Partai Demokrat yang merapat ke koalisi Prabowo Subianto kemungkinan bakal menjadi batu sandungan bagi partai koalisi pendukung Presiden Joko Widodo.
"Iya, bisa juga mungkin [dapat jadi batu sandungan], mungkin juga ya, semua berhati-hati," kata Mahfud usai menghadiri diskusi di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (31/7).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan kekuatan yang dimiliki koalisi Prabowo akan bertambah usai SBY bergabung. Meski demikian, Mahfud tetap memiliki keyakinan Jokowi masih berpeluang besar memenangkan kontestasi di Pilpres 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu ia katakan merujuk pada hasil sejumlah lembaga survei yang menunjukkan elektabilitas Jokowi masih unggul cukup jauh dari Prabowo.
"Hasil surveinya keterpilihan Jokowi kan [rata-rata diangka] 58 persen, yang lain itu terpecah ke 17 persen, 19 persen kan masih jauh," kata Mahfud.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelumnya telah memberi sinyal koalisi dengan Partai Gerindra.
Itu dikatakan SBY usai menggelar pertemuan tertutup selama hampir dua jam di kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subiant0, Senin (30/7).
"Ini pertemuan kedua, dulu pertemuan pertama untuk kemungkinan Gerindra dan Demokrat koalisi. Hari ini saya mengatakan pintu itu semakin lebar," kata SBY.
Kendati demikian, SBY mengaku penentuan koalisi juga melibatkan ketetapan yang ditentukan oleh Tuhan. Presiden ke-6 RI itu pun meyakini Demokrat akan mendukung Prabowo sebagai calon presiden (capres) menantang calon petahana Joko Widodo.
"Insyaallah dengan izin Allah kita dipertemukan. Kami datang dengan satu pengertian Pak Prabowo ada calon presiden kita," kata SBY.
Jika jadi berkoalisi, Gerindra yang mengusung Prabowo sebagai capres kemungkinan akan didukung oleh Demokrat, PKS dan PAN.
Kubu Prabowo akan berhadapan dengan Jokowi yang didukung oleh PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, Hanura, PPP, dan PKB. Partai-partai itu memiliki kursi di parlemen. Sedangkan partai di luar parlemen yang ikut mendukung Jokowi di antaranya adalah PSI dan Perindo.
Dari peta politik itu, Mahfud menilai parpol koalisi Jokowi masih unggul ketimbang parpol koalisi prabowo, baik dari sisi kuantitas maupun jumlah kursi di parlemen.
"Koalisi Pak jokowi itu, pertama koalisinya 61 persen, artinya dari sudut itu sudah menang, yang terpenting pemilu ini berjalan aman. Itu aja," ujarnya.
(wis/gil)