Cuitan SBY soal 'the Bottom Forty' dan Doa untuk Jokowi

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Rabu, 01 Agu 2018 15:52 WIB
Mantan Presiden SBY mendoakan Pemerintahan Joko Widodo soal upaya penurunan angka kemiskinan masyarakat Indonesia di akhir 2019.
SBY dalam satu acara. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendoakan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) soal upaya penurunan angka kemiskinan masyarakat Indonesia di akhir 2019.

Doa itu disampaikan SBY lewat cuitan akun media sosial Twitter-nya, @SBYudhoyono, guna mengklarifikasi pernyataannya dinilainya tak dipahami oleh sejumlah pihak seputar istilah the bottom forty.

"Pemerintah sekarang dalam waktu tiga tahun berhasil turunkan kemiskinan sebesar 1 persen. Mudah-mudahan hingga akhir 2019 bisa mencapai 3 persen," cuit SBY, Rabu (1/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga menjelaskan soal the bottom forty, istilah yang dipakai oleh Bank Dunia, yakni 40 persen penduduk golongan bawah. Menurutnya, di negara berkembang yang pendapat per kapitanya belum tinggi, golongan tersebut adalah kaum sangat miskin, miskin, dan di atas miskin.


"Di negara berkembang yang income per kapitanya belum tinggi mereka termasuk kaum sangat miskin, kaum miskin, dan di atas miskin," katanya.

Dia juga menegaskan berdasarkan hasil survei dan dialog yang dilakukannya bersama dengan pemerintah, pelemahan ekonomi akan menyebabkan the bottom forty mengalami persoalan.



Turun 6 Persen

SBY mengklaim, pemerintahan yang ia pimpin selama 10 tahun bersama Jusuf Kalla pada 2004 hingga 2009 dan bersama Boediono pada 2009 hingga 2014 berhasil menurunkan angka kemiskinan masyarakat Indonesia sebesar 6 persen dengan memasifkan berbagai program yang pro rakyat.

Sebelumnya, SBY menyebut sekitar 100 juta orang yang masuk dalam kategori miskin usai bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa (24/7).

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti menegaskan perhitungan kemiskinan yang dilakukan SBY tersebut tidak benar.


"Untuk penghitungan poverty line, Bank Dunia tidak menggunakan nilai tukar kurs dolar sebagaimana yang dipakai dalam kurs sehari-hari," ujar Nufransa pada Rabu.

Dalam penghitungan yang disampaikan, SBY menggunakan kurs rupiah sebesar Rp13.300 per dolar AS. Namun, Bank Dunia dalam penghitungannya menggunakan nilai tukar sebesar Rp5.639 per dolar untuk tahun ini.
(asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER