Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Agus Harimurti Yudhoyono mendapatkan suara yang cukup tinggi untuk disandingkan sebagai calon wakil presiden untuk capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Nama AHY dianggap publik cocok untuk menjadi cawapres.
Demikian hasil lembaga survei Roda Tiga Konsultan (RTK) yang dilakukan pada 23 Juli hingga 1 Agustus 2018 kepada 1.610 responden. Metode yang digunakan adalah
random sampling dengan responden secara rata laki-laki 50 persen dan perempuan 50 persen. Dalam situs resminya, Roda Tiga Konsultan menyatakan sebagai lembaga riset dan konsultasi yang dilahirkan oleh para peneliti, aktivis, wartawan dan profesional muda.
Dari hasil survei secara
top of mind, di mana responden mendapat pertanyaan tanpa pilihan jawaban, sebanyak 9,7 persen reseponden menilai AHY cocok sebagai cawapres Jokowi. Sementara secara tertutup atau pertanyaan dengan pilihan jawaban, nama AHY mendapat suara sebesar 15,9 persen.
Saat survei secara
top of mind dan tertutup dilakukan untuk cawapres Prabowo, nama AHY pun tinggi. Secara
top of mind nama AHY mendapat suara 25,6 persen dan secara tertutup namanya mendapat 34,1 sebagai capres Prabowo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Riset RTK Rikola Fedri mengatakan walaupun secara
top of mind untuk cawapres Jokowi, AHY masih kalah dengan Jusuf Kalla. Dalam survei tersebut, JK mendapatkan suara sebesar 15,3 persen.
"Dari survei jika responden memilih Jokowi sebagai presiden pada Pilpres hari ini, berdasarkan
top of mind nama Jusuf Kalla sebesar 15,3 persen dan AHY 9,7 persen. Untuk tertutup saya sengaja tidak memasukkan nama JK mengingat masih ada putusan MK," ujarnya saat diskusi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (5/8).
Dari survei tersebut, sebanyak 67,3 persen responden memilih 'mungkin akan memilih Jokowi-AHY dalam pilpres,' 31,2 persen memilih tidak mungkin dan 1,5 tidak tahu. Sedangkan sebanyak 68,4 persen responden mungkin akan memilih Prabowo - AHY, 29,9 persen memilih tidak mungkin dan 1,5 persen tidak tahu.
Sementara itu Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan pihaknya mengapresiasi hasil rilis survei yang telah dilakukan tersebut. Namun sebagai partai yang tidak ada dalam pemerintahan, Hinca mengaku tidak akan mengusung AHY dengan Jokowi.
Hal tersebut juga diakuinya karena telah bergabung dengan kubu Prabowo. Meski demikian, pemilihan cawapres pun telah diserahkan sepenuhnya kepada Prabowo.
"Kita hormati hasil survei ini, tapi kan dari sebelah sana sudah disampaikan koalisinya berenam dan kita pun sudah menyatakan untuk tidak ke sana karena situasinya memang tidak memungkinkan ke sana dan kami sudah berkomunikasi intens dengan Pak Prabowo," ucapnya saat diwawancara usai diskusi.
Hinca menegaskan pihaknya hingga saat ini tidak berada di dalam partai yang berkoalisi dengan Jokowi. Dia juga memastikan Demokrat sudah bulat dengan pilihannya untuk mendukung Prabowo.
"Demokrat sejak 2014 sampai sekarang tidak berada di dalam pemerintah jadi tidak ada unsur atau pengikat harus di sana," tuturnya.
Sebelumnya berdasarkan survei Indikator pada Mei 2018, nama AHY juga menempati posisi atas sebagai calon wakil presiden Prabowo. Nama AHY berada di urutan kedua di bawah Anies. Survei yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat dengan 16 simulasi nama, Anies memperoleh suara teratas dengan jumlah 15,1 persen. Menyusul dibawahnya AHY (10,8 persen), Gatot Nurmantyo (10,1 persen), dan Ridwan Kamil (8,7).
(chs)