FPI: Koalisi Jokowi Cuma Pencitraan Minta Masukan Ormas

Ramadhan Rizki Saputra | CNN Indonesia
Selasa, 07 Agu 2018 10:25 WIB
Petinggi FPI Muchsin Alatas menganggap upaya merangkul koalisi Jokowi sebatas pencitraan karena masukan dari pihaknya selama ini tak pernah diakomodasi Jokowi.
Dewan Pembina Majelis Syuro FPI Muchsin Alatas, Jakarta, beberapa waktu lalu. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Pembina Majelis Syuro Front Pembela Islam (FPI) Muchsin Alatas mengaku belum memutuskan untuk menerima tawaran permintaan saran dari koalisi pendukung Presiden Joko Widodo soal Nawa Cita.

Muchsin menganggap koalisi pemerintah sebatas mencoba membangun pencitraan.

"Belum memutuskan itu," ucap dia, yang mengaku belum menerima surat permintaan saran secara tertulis itu, saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Selasa (7/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu paling cuma pencitraan dia aja, seakan-akan minta masukan," imbuhnya.

Menurutnya, Jokowi hanya sedang membangun kesan kepada masyarakat bahwa FPI sedang dekat dengannya jelang pilpres 2019.

"Seakan-akan mereka sudah dekat dengan kita. Karena kita selama ini dikenal berhadap-hadapan dengan mereka gitu," ucapnya.

Sekjen PPP Arsul Sani, Jakarta, Senin (7/5).Sekjen PPP Arsul Sani, Jakarta, Senin (7/5). (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Koalisi partai pendukung Jokowi disebut akan meminta masukan berbagai pihak dalam menyusun visi dan misi serta konsep Nawa Cita jilid II. Masukan akan diminta dari sejumlah ormas, termasuk FPI.

Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan hal itu telah disepakati dalam pertemuan sembilan sekjen partai politik koalisi pendukung Jokowi, belum lama ini.

Muchsin menegaskan selama ini FPI sudah sering memberi masukan dan saran kepada Jokowi. Namun, ia mengklaim Jokowi tak pernah mendengar dan menjalankan usulan pihaknya tersebut.

Alhasil, ia mengaku tak tertarik untuk memberikan masukan kembali ke Jokowi. Terlebih, momentumnya sudah mendekati Pilpres 2019.

"Nah dari dulu sebenernya udah ada masukan, tapi enggak pernah didengar. Karena telinganya sudah penuh sama dosa-dosa pembohongan," cetus Muchsin.

Meski begitu, Muchsin tetap menyarankan Jokowi untuk menjalankan nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 secara utuh. Sebab, ia menilai pemerintahan Jokowi kerap kali tak menjalankan nilai-nilai itu.

"Justru sekarang Jokowi yang memberikan contoh kepada bangsa dia yg melanggar Pancasila dan UUD 1945. Contoh kecilnya soal kesejahteraan aja, banyak yang belum sejahtera," ungkapnya.

(arh/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER