Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membuka peluang pembentukan poros ketiga bersama PAN dan PKB karena
Prabowo Subianto tak kunjung menentukan cawapres yang telah direkomendasikan melalui ijtima ulama.
"Prabowo sampai sekarang kan hanya pegang bola tapi bola gak dilempar jelas hari ini," kata Presiden PKS Sohibul Iman di Gedung DPP PKS, Jakarta, Selasa (7/8).
Menurut Sohibul, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hingga saat ini hanya memegang bola terkait pilihan cawapres untuk mendampinginnya tanpa melempar kepada siapapun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal sejauh ini PKS telah menyetujui untuk mengikuti rekomendasi dari ijtima ulama yang memunculkan nama Ustad Abdul Somad dan Salim Asegaf sebagai dua kandidat kuat yang bisa dampingi Parbowo dalam Pilpres 2019 mendatang.
"Belum dilempar ke UAS, belum dilempar ke Salim," kata Sohibul.
Atas ketidakpastian dari Prabowo tersebut, PKS mengaku terus membangun komunikasi politik dengan partai lain. Bahkan kata Sohibul bukan tidak mungkin poros ketiga bisa terbentuk.
"Makanya kami terus bangun komunikasi politik. Poros ketiga saya kira sangat mungkin terjadi, apalagi setelah Jokowi buat keputusan siapa cawapresnya. Bisa jadi ada yang kecewa di tubuh koalisi," tambah Sohibul.
Adapun kata dia, jika memang poros ketiga terbentuk partai yang kemungkinan bergabung adalah PAN, PKS dan PKB. Menurutnya sampai sekarang PKS masih membangun komunikasi intens dengan PKB.
"Dengan PKB kami terus komunikasi, tapi kan PKB masih di koalisi pemerintah," katanya.
Tiga partai, PKB, PAN, dan PKS dapat mengusung calon presiden dan wakil presiden karena memenuhi persyaratan. Perolehan suara tiga partai itu di Pemilu 2014 lebih dari ambang batas 20 persen. PKB memperoleh 11.298.957 atau 9,04 persen.
PKS meraih 8.480.204 atau 6,79 persen sedankan PAN 9.481.621 atau 7,59 persen.
(dal/sur)