Jakarta, CNN Indonesia -- Gerindra mengklaim tetap berkoalisi dengan Partai Demokrat di Pilpres 2019. Koalisi keduanya bahkan disebut semakin mencapai titik temu.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan kebersamaan Gerindra dan Demokrat merupakan hasil dari antara Ketua Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pagi tadi.
"Pertemuan itu adalah pertemuan yang digunakan oleh beliau (Prabowo) untuk membicarakan tentang kelanjutan koalisi antara Demokrat, Gerindra dalam hal pengusungan calon presiden Prabowo Subianto dan wakilnya," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pertemuan Prabowo-SBY di kawasan Mega Kuningan, pagi tadi, Muzani mengatakan keduanya membahas berbagai kemungkinan dan alternatif, termasuk mengenai pembagian kekuasaan (
power sharing).
"Pak prabowo juga banyak mendiskusikan tentang bagaimana power sharing yang akan dilakukan pada saatnya nanti ketika rakyat memberikan kepercayaan kepada beliau sebagai Presiden RI," katanya.
"Dan yang terakhir keduanya sepakat untuk melanjutkan komunikasi ini lebih intens lagi karena waktu yang makin mendesak. Prinsipnya seperti itu," lanjut dia.
Muzani meyakini mitra koalisi Gerindra yaitu Demokrat, PAN dan PKS akan solid bersama-sama untuk mengusung Prabowo sebagai capres. Dia pun berharap akan ada tambahan parpol yang ikut bergabung.
"Kami yakin kalau empat parpol akan solid Insyaallah dan mudah-mudahan minimal empat kaki akan terbentuk. Mudah-mudahan akan lebih dari empat kaki," katanya.
Insiden cuitan Wasekjen Demokrat Andi Arief pun disebut tidak mempengaruhi hubungan antara Gerindra dan Demokrat serta SBY dan Prabowo.
"Pak SBY tetap ingin menjaga hubungan baik dengan Gerindra dan Pak Prabowo ingin tetap menjaga hubungan baik dengan Demokrat sebagai partai politik yang mendapatkan kepercayaan dari bangsa dan negara," kata Muzani.
"Sehingga hubungan ini tidak boleh terganggu oleh kesalahpahaman, oleh riak kecil dan seterusnya. Pokoknya tekad pemimpin ini sudah bulat kita harus menyelamatkan Indonesia ya," lanjut Muzani.
Koalisi Gerindra dan Demokrat terancam retak setelah Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief menyebut Prabowo sebagai Jenderal Kardus.
Kalimat itu dilontarkan Andi terkait dengan keputusan Prabowo memilih cawapres. Prabowo disebut Andi memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres karena menerima sejumlah uang dari Wakil Gubernur DKI itu.
(wis/gil)