Jakarta, CNN Indonesia -- Pentolan Dewa 19 yang juga aktivis #2019GantiPresiden, Ahmad Dhani mengatakan mahar Rp500 miliar yang disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief untuk membeli Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terlalu murah.
Dhani, yang kini menjadi kader Gerindra, mengaku mendengar kabar bila PAN dan PKS masing-masing pernah ditawari uang sejumlah Rp3 triliun untuk pindah ke barisan koalisi pendukung Presiden Joko Widodo.
"Buat saya ya. Dengar-dengar PAN dan PKS itu ditawari Rp3 triliun untuk pindah ke Jokowi. Jadi menurut saya Rp500 miliar itu murah banget, harusnya lebih dari itu," kata Dhani yang terlihat di arena Rapimnas ke-IV PAN, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (9/8).
Pernyataan Dhani itu menanggapi tudingan Andi Arief yang menyebut PAN dan PKS menerima uang Rp500 miliar dari Sandiaga Uno agar mendukung Sandi sebagai cawapres Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dhani, bila tolak ukurnya uang dalam membangun sebuah koalisi maka PAN dan PKS pasti sudah putar arah mendukung Jokowi. Pasalnya, kata Dhan, masing-masing partai itu akan mendapat dana segar sebesar Rp3 triliun. Dhani mengklaim informasi yang dirinya beberkan ini valid.
"Substansinya itu PAN, PKS berjuang bersama Prabowo. Kalau kita omongin duit mereka sudah pindah ke Jokowi. Rp6 triliun, 2 partai," ujarnya.
Namun, Dhani yang aktif menggalang kampanye ganti presiden itu enggan merinci pemasok informasi tersebut.
Menurutnya, yang pasti tawaran itu datang dari koalisi rezim Jokowi, yang terdiri dari PDIP, Golkar, NasDem, Hanura, PKB, PPP, PSI, Perindo, hingga PKPI.
"Tentunya (yang mengajak PAN dan PKS bergabung) oleh bagian dari rezim kan, enggak mungkin Ariel Peterpan nawarin," kata dia.
Dhani turut menyinggung Andi Arief yang gegabah menyampaikan tudingan mahar Rp500 miliar dari Sandiaga untuk PAN dan PKS serta menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus.
"Saya enggak tahu apa salahnya Prabowo kepada Andi Arief sehingga Andi Arief berkata tidak sopan seperti itu. Saya rasa Pak SBY akan marah sama Andi Arief," ujarnya.
Dhani mengaku kehadiran dirinya di Hotel Sultan ini tak berkaitan dengan Rakernas PAN.
Menurut Dhani, dirinya tengah menggelar rapat dengan aktivis #2019GantiPresiden lainnya, Neno Warisman, untuk mempersiapkan deklarasi ganti presiden di sejumlah daerah.
"Saya lagi rapat sama Mbak Neno. Rapat untuk deklarasi ganti presiden 2019 rencannya besok di Serang , terus di Surabaya 26 Agustus dan 9 September di Solo," kata dia.
(ugo)