Jakarta, CNN Indonesia -- Dompet tebal atau faktor kekuatan logistik tak menjamin kemenangan seorang pasangan calon presiden-wakil presiden di pesta demokrasi lima tahunan. Tak terkecuali untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Banyak pihak termasuk para politikus dan pengamat menilai keberhasilan Sandi menjadi cawapres Prabowo karena memiliki kekuatan logistik nuntuk membiayai kampanye. Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief bahkan menuding Sandi telah membayar PAN dan PKS masing-masing Rp500 miliar untuk memuluskan jalan menjadi cawapres Prabowo.
Tetapi kekuatan logistik hanya jadi salah satu syarat kemenangan. Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan Prabowo-Sandi pun harus menentukan segmentasi suara mana yang akan diambil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal logistik santer Rp500 miliar, Kalaupun ada yang Rp7 triliun sekalipun mereka tidak boleh mengabaikan
grass root. Masalahnya Sandi bakal mengeruk
grass root yang mana," kata Pangi kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (10/8).
Pangi menganggap Sandi berbeda jauh dengan wakil Joko Widodo, Ma'ruf Amin.
Ma'ruf mungkin tak memiliki logistik sebanyak Sandi, tapi Pangi memprediksi sosok Ma'ruf bisa menggaet 8 juta kelompok Nahdlatul Ulama (NU).
"Logistik pak Sandi juga tidak menjamin bisa menggaet Islam modernis. Karena diketahui kemarin PKS membawa-bawa masa
post islam," terang dia.
Namun, jika Sandi beruntung, wakil gubernur DKI itu bisa meraup keuntungan dari pemilih milenial. Ada sekitar 80 juta pemilih milenial yang bisa saja menjadi target Sandi.
"Ya kalau Pak Sandi bisa mengalir harusnya ini menjadi PR pak Sandi untuk mengkeruk dukungan apalagi dengan isu-isu ekonomi," terang dia.
Persoalan logistik di kubu Prabowo memang telah lama menjadi sorotan. Isu ini muncul dalam sejumlah kesempatan meski beberapa elite Gerindra membantah hal tersebut.
Isu itu kembali muncul beberapa hari menjelang pendaftaran capres-cawapres. Dan semakin diperkuat dengan tudingan Andi Arief, serta mencuatnya nama Sandi secara tiba-tiba.
Sandiaga belakangan disebut menyalip bursa cawapres Prabowo karena didukung kekuatan finansial. KPK mencatat harta Sandi saat ini berkisar Rp3,8 triliun, belum termasuk harta tidak bergerak lainnya.
Pengamat Politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman tak melihat dompet Sandi serta merta bisa membawa kemenangan untuk Prabowo. Faktor yang paling utama menurutnya, calon harus memiliki isu yang baik untuk mencounter lawan.
"Kapital logistik bukan satu satunya faktor. Yang menjadi penting bagaimana bisa menampilkan agenda penting," kata Airlangga kepada
CNNIndonesia.com.
Airlangga berpendapat calon harusnya bisa membawa agenda yang menjadi permasalahan Indonesia sekarang. Dalam hal ini, Sandi bisa saja tampil dengan membawa isu ekonomi dan pengangguran.
"Pilpres ke depan akan sangat ditentukan pada masing-masing pihak mampu menampilkan platform politik yang bisa menjawab persoalan krisis indonesia," terang dia.
Pertarungan di kubu milenial diprediksi akan terjadi sengit. Airlangga menyebut Sandi memiliki kelebihan dalam perebutan ceruk suara milenial. amun, bukan berati Jokowi akan kalah di agenda ini.
Kata Airlangga, Jokowi bisa menyiasati ini dengan menyisipkan tokoh-tokoh muda di tim kampanye demi menjaring suara milenial.
"Karena ada tantangan aspirasi milenial. Untuk mengakalinya harusnya Jokowi bisa menggaet tokoh milenials. Mungkin dari timsesnya yang nanti akan merepresentasikan Jokowi-Ma'ruf," tutup dia.
Tonton juga video: Pelukan Terakhir Sandi Saat Tinggalkan Balai Kota
[Gambas:Video CNN] (wis/gil)