Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon berharap merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak menyebabkan terjadinya kerusuhan seperti krisis moneter 1998.
"Ya, mudah-mudahan, kalau kejadian dalam arti huru-hara itu tidak terjadi ya, kita harus menjaga bersama persatuan," kata Fadli di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (13/8).
Nilai tukar rupiah hari ini sempat merosot menjadi Rp14.608 per dolar AS. Itu adalah level terendah sejak Oktober 2015 atau dalam tiga tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan anjloknya nilai tukar rupiah tidak hanya disebabkan oleh gejolak ekonomi Turki.
Menurutnya, pelemahan rupiah juga dipicu oleh antisipasi pasar terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Fed.
"Jadi karena faktor itu juga ada," katanya.
Fadli berpendapat nilai tukar rupiah yang terus merosot ini akan memberikan efek domino terhadap permasalahan ekonomi lain.
Dia mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa berpengaruh pada lapangan pekerjaan dan menyulitkan perusahaan-perusahaan yang melakukan pinjaman dalam bentuk dolar AS.
Dia berharap pemerintah melakukan intervensi melalui kebijakan ekonomi yang dapat memperbaiki posisi nilai tukar rupiah ini.
Fadli menolak anggapan pihaknya akan 'menjual' isu ekonomi tersebut dalam kampanye Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Dia malah mengklaim akan menyelesaikan isu ekonomi yang menurutnya terus memburuk di bawah pemerintahan Joko Widodo.
Menurut Fadli kondisi ekonomi yang terus memburuk dirasakan langsung oleh rakyat Indonesia. Dia mencontohkan seperti kesulitan mencari lapangan kerja, atau lapangan kerja yang diambil pekerja asing.
Selain itu Fadli menyoroti harga kebutuhan pokok yang terus naik, hingga pajak yang ikut naik.
Lebih lanjut Fadli mengatakan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah Jokowi tak memberikan stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, hal itulah yang membuat target pertumbuhan ekonomi Jokowi tak pernah tercapai.
"Boro-boro gitu ya, target yang tiap tahun digunakan oleh pemerintahan Pak Joko Widodo itu tidak pernah ada yang tercapai," ujar Wakil Ketua DPR itu.
(wis/pmg)