Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy mengklarifikasi tudingan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengenai finalisasi nama calon wakil presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, dalam acara
Indonesia Lawyer Club di TVOne, Selasa (14/8) malam, Mahfud mengaku tersinggung dengan pernyataan Ketua PPP pascadeklarasi Jokowi-Ma'ruf yang menyatakan tak ada yang menyuruhnya membuat seragam untuk deklarasi cawapres.
Romi menceritakan dirinya memang menghubungi Mahfud MD sejak dua minggu lalu dan bercerita mengenai bursa pemilihan wakil presiden Koalisi Indonesia Kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi itu juga menjelaskan saja. Tidak ada istilahnya saya mengatakan pasti Pak Mahfud," kata Romi di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (15/8).
Romi menyatakan bukan hanya Mahfud MD dan Ma'ruf Amin yang menjadi calon wapres Jokowi, sejumlah nama lainnya juga masuk bursa, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk jaga-jaga jika Mahkamah Konstitusi menerima uji materi Pasal 169 huruf n UU Pemilu terkait masa jabatan wapres.
Tak hanya itu, nama mantan Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung juga disebut masuk bursa bersama tiga nama lainnya.
"Jadi ada beberapa skenario dan semua skenario itu diujisahihkan oleh presiden kepada pimpinan parpol. Hampir dua tiga hari sekali menuju pengambilan keputusan itu dan Pak Mahfud adalah di antara skenario itu," cerita Romi.
Ia menjelaskan PPP bersama Majelis Tinggi partai menyiapkan dua skenario sebagai penantang Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang saat itu disodorkan nama Agus Harimurti Yudhoyono dan Salim Segaf Al-Jufri.
 Mahfud MD gagal menjadi cawapres Jokowi di detik akhir. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Mahfud dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin, kata Romi, menjadi nama yang disiapkan apabila Prabowo memilih Salim Segaf sebagai pendampingnya.
"Kami mengapresiasi Pak Mahfud karena memang usia beliau yang masih cukup produktif. Itu yang saya sampaikan ke beliau dan tidak lebih," ucapnya.
Romi menceritakan komunikasinya bersama Mahfud terus terjalin hingga sehari sebelum pengumuman resmi oleh petahana Jokowi. Ia mengakui Mahfud sempat menghubunginya di detik-detik sebelum pengumuman.
"Pukul 16.54 WIB di detik-detik rapat pengambilan keputusan sore di Pelataran Restoran, Pak Mahfud memang ngebel saya tetapi saya tidak mungkin mengangkat telepon karena sedang di tengah rapat," tutur Romi.
"Jadi saya juga tidak tahu, jujur saja, siapa yang mengarahkan Pak Mahfud untuk datang sore itu di restoran. Saya juga tidak tahu siapa yang memerintahkan beliau mengukur baju," katanya.
Romi memaklumi apabila Mahfud tersinggung atas pernyataannya saat itu mengenai jahit baju dan finalisasi nama. Ia menegaskan politik merupakan proses yang cair.
"Politik itu berubah setiap saat. Sejak awal belum ada keputusan final cawapres dan saya mendapatkan arahan presiden untuk menjelaskan skenario cawapres itu tidak tunggal," ujar Romi.
(wis/gil)