Djarot Kenang Ahok: Urus Jakarta Modal Otot dan Mental Kuat

Mesha Mediani | CNN Indonesia
Kamis, 16 Agu 2018 17:07 WIB
Djarot Saiful Hidayat mengenang Basuki Tjahaja Purnama saat memimpin Jakarta. Modal memimpin ibu kota menurutnya, kepala bersih serta otot dan mental yang kuat.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menghadiri peluncuran buku “Kebijakan Ahok” Basuki Tjahaja Purnama, di gedung Filateli. Jakarta Pusat. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengenang saat bekerja memimpin ibu kota bersama koleganya, eks gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Perkenalan keduanya bermula pada 2006 ketika Djarot menjabat Wali Kota Blitar dan Basuki sebagai Bupati Belitung Timur. Hubungannya berlanjut hingga pada 2014, Ahok meminta Djarot mengisi kursi DKI 2.

Usai meminta restu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri, Djarot yang notabene kader partai berlambang banteng moncong putih pun menerima 'pinangan' Ahok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Saya sudah tahu karakternya. Makanya ketika Pak BTP minta mendampingi di Jakarta, saya sampaikan, ya boleh, tetapi bilang dulu sama Bu Mega karena saya baru tiga bulan anggota DPR," kata Djarot saat menghadiri peluncuran buku Kebijakan Ahok di Gedung Filateli, Jakarta, Kamis (16/8).

Djarot mengatakan, Ahok memilih dirinya karena dinilai berkarakter tenang dan tidak emosional.

"Jakarta ini jangan mikir susah-susah, ngurusnya gampang. Gimana? Yang penting kita punya otot kuat, mental kuat, dan kepala bersih. Makanya sikat aja yang enggak benar, yang penting mental kuat," kata Djarot menirukan ucapan Ahok saat mengajaknya maju memimpin DKI.


Menurut Djarot, semua warga negara Indonesia boleh menjadi pemimpin, tak peduli suku, agama, dan rasnya. Terlebih, Jakarta adalah simbol Bhinneka Tunggal Ika.

"Saya tahu Pak BTP double bahkan triple minority. Dia sudah tionghoa, kristen, dan satunya lagi antikorupsi. Mulutnya enggak ada remnya," kata Djarot.

Kendati demikian, Djarot mafhum dengan kelemahan Ahok yang memiliki sifat cenderung temperamental.

"Kelemahan dia ada di pilihan katanya yang tidak tepat, emosi tidak terkontrol, dan mulut ceplas-ceplos," kata Djarot.

Djarot tak kuasa menahan kaget dan kesedihannya ketika mengetahui Ahok divonis dua tahun penjara.

Atas nama wagub DKI kala itu, Djarot bersedia menjadi penjamin ke Pengadilan Tinggi Jakarta bahwa Ahok tidak akan melanggar hukum.
(pmg/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER