Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan anak di bawah umur diduga korban pemukulan dan penganiayaan di tol Jagorawi arah Jakarta dari Cibubur telah melapor ke polisi. Laporan ke Polda Metro Jaya itu dilakukan oleh orangtua anak berinisial RAT tersebut.
"Ya sudah dilaporkan ke Polda Metro kemarin tanggal 22 Agustus jam 18.30 WIB," ujarnya saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (23/8).
Laporan tersebut dilakukan dengan tuduhan penganiayaan. Kini polisi langsung menyelidiki kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian pemukulan terhadap RAT terjadi pada Rabu (22/8) sekitar pukul 10.00 WIB di tol Jagorawi arah Jakarta. Anak berusia 14 tahun itu mengalami luka di bagian wajahnya.
Peristiwa pemukulan itu sempat viral di media sosial. Peristiwa itu dimuat di salah satu akun instagram @depok24jam, dalam unggahan berupa foto itu terlihat seorang pemuda berpakaian putih dengan hidung berlumuran darah dan bercak-bercak merah di kemeja putihnya.
Selain itu, terdapat juga screenshoot kronologi peristiwa yang dialami oleh RAT. Kronologi itu dijelaskan oleh kakaknya melalui tulisan di media sosial.
Dari tulisan itu disebutkan jalan tol saat itu terbilang padat. Dia pun sempat mengerem mendadak karena mobil di depan yang tiba-tiba menghalangi lajunya. Saat itu mobil jenis Captiva hitam dengan plat nomor B1207 TGZ berada di belakang mobil yang dikemudikannya.
"Saya enggak tau dia emosi atau bagaimana setelah bayar tol mobil tersebut memblok mobil saya dengan menghalangi dari jalur tengah, tindakan ini hampir menyebabkan saya ditabrak oleh mobil belakang saya," tulisnya.
Saat itulah sopir turun dari mobilnya. Korban pun membuka jendela. Secara spontan dia pun mencekik leher RAT dan kakaknya. Dia pun menyebut mobil itu berplat Mabes TNI.
Kasat PJR AKBP Slamet mengatakan pihaknya belum mengetahui apakah pelaku pemukulan tersebut benar anggota TNI atau bukan. Namun dia meyakini jika mobil tersebut berplat nomor umum dan tidak termasuk dalam plat Mabes TNI.
"Itu bukan plat TNI, itu plat nomor umum," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (23/8).
Mengenai hal ini, dikutip
Detikcom, TNI buka suara. TNI menyebut sopir tersebut bukan anggotanya, melainkan sipil yang arogan dengan memakai stiker TNI.
"Pemilik mobil itu orang sipil, bukan TNI. Pakai-pakai stiker TNI bertindak arogan," kata Kapuspen TNI Mayjen Sabrar Fadhilah lewat pesan singkat, Rabu (22/8).
(osc/gil)