Golkar Dirundung Friksi Usai Jokowi Pilih Ma'ruf Amin

Ramadhan Rizki | CNN Indonesia
Kamis, 23 Agu 2018 19:49 WIB
Beberapa kader Golkar kecewa karena Ketua Umum Airlangga Hartanto tak dipilih Jokowi sebagai cawapres. Mereka kemudian mengalihkan dukungannya ke Prabowo.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Presiden Joko Widodo. (ANTARA FOTO/Biropers-Muchlis)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Golkar Mahyudin membeberkan kondisi internal partainya yang mengalami perpecahan akibat perbedaan pendapat soal dukungan bagi calon presiden yang akan diusung di pilpres 2019.

Hal itu ia katakan sekaligus mengamini pernyataan anggota Dewan Pembina Golkar Fadel Muhammad yang mengatakan kader Golkar tak solid mendukung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

"Dalam politik pasti ada yang begitu-begitunya [perbedaan pendapat], enggak cuma Golkar doang, di mana-mana ada. Pasti ada yang tak bulat, pasti ada yang lonjongnya," kata Mahyudin saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Kamis (23/8).
Golkar Dirundung Friksi Usai Jokowi Pilih Ma'ruf AminElite Golkar Mahyudin. (CNN Indonesia/ Christie Stefanie)


Golkar sendiri telah mendukung dan tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja yang mengusung pasangan Jokowi-Maruf Amin di pilpres 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahyudin mengatakan perbedaan dukungan di internal partai berlambang Pohon Beringin tersebut sangat wajar dalam perpolitikan Indonesia.

Ia sendiri mengakui di internal Golkar terdapat beberapa kader yang kecewa karena Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto tak dipilih oleh Jokowi sebagai cawapres. Mereka mengalihkan dukungannya ke pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Kalau memang ada kader-kader yang mungkin kecewa kalau Ketum enggak jadi cawapres lalu ke lain hati sebenarnya hal biasa dalam politik, saya kira enggak banyak, ya [jumlah kader Golkar yang kecewa], kata dia.


Selain itu, Mahyudin juga menyebut kader maupun para pemilih Partai Golkar tak 100 persen mendukung Jokowi-Maruf di pilpres 2019.

Golkar Akui Ada Perbedaan Pendapat soal Dukungan di PilpresKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) menerima kunjungan calon wakil presiden Ma'ruf Amin di Kantor DPP Golkar, Jakarta. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Mahyudin menyebut hasil survei Media Survei Nasional (Median) yang digelar pada awal tahun ini mengatakan hanya 23,9 persen pemilih Golkar yang mendukung Jokowi apabila pilpres digelar saat ini.

"Ya, faktanya kan berdasarkan survei, tak 100 persen kader Golkar bulat ke Jokowi, berdasarkan lembaga survei kan ada sekian persen kader golkar yang ke calon lain," kata dia.

Meski demikiam, Mahyudin mengatakan sikap resmi Golkar tetap berpegang pada keputusan Rapat Kerja Nasional Partai Golkar yang digelar pada Maret lalu untuk mendukung Jokowi di pilpres 2019.

Ia juga mengatakan para kader Golkar seharusnya bisa memahami dan mengikuti keputusan resmi Partai Golkar untuk solid di Pilpres 2019.

"Kalau memang kita mau mengalihkan dukungan harus ada rapimnas atau rekernas lagi lah gitu, saya kira orang Golkar sudah dewasa berpolitik, ya pasti taat asaslah sesuai mekanisme," ujarnya.
Golkar Dirundung Friksi Usai Jokowi Pilih Ma'ruf AminElite Golkar Fadel Muhammad. (CNN Indonesia/ Arie Riswandy)

Fadel Muhammad menyayangkan munculnya nama Ketua MUI Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo di pilpres 2019.

Menurutnya, pemilihan Ma'ruf Amin sebagai pendamping Jokowi justru memicu perpecahan di internal Golkar karena sejak awal kader berharap bisa mendapatkan posisi cawapres.

"Golkar telah menentukan memilih Jokowi. Dan kita sebenarnya mengharapkan dan berusaha agar Golkar yang diambil jadi wapres," katanya di Universitas Brawijaya, Kota Malang, Selasa (21/8) lalu.
(pmg/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER