Jakarta, CNN Indonesia --
Mabes Polri menyayangkan
Konsulat Jendral (Konjen) Australia di Surabaya yang tidak berkoordinasi terkait ancaman yang diterima. Polri mengatakan sedianya Konjen Australia bisa langsung melapor ke polisi setempat.
"Kita menyayangkan kenapa dari pihak konjen tiba-tiba menyatakan dan mengeluarkan
travel warning dan membatalkan kegiatan tanpa koordinasi dengan kepolisian daerah Jatim," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri Jakarta, Jumat (24/8).
Seandainya Konjen Australia melaporkan ancaman tersebut, kata Setyo, polisi bisa langsung melakukan pengamanan bagi pihak terkait. Namun yang terjadi, Konjen Australia pun tak mau merinci bentuk ancaman seperti apa yang diterima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya kan bisa ancaman seperti apa yang diterima konjen. Sehingga kita bisa menerima pengamanan yang terbaik," lanjut dia.
Setyo mengatakan Polda Jatim sudah menanyakan Konjen Australia terkait ancaman tersebut. Namun pertanyaan Polda Jawa Timur tidak mendapat respons dari Australia.
"Mereka menanyakan sebenarnya apa ancamannya, tidak menjawab dia kan seharusnya memberitahu kita, pak saya diancam mau diapain gitu kan. Kita bisa mengantisipanya," ujar dia.
Setyo juga menambahkan hingga kini belum menerima informasi apapun dari Detasemen Khusus 88 Antiteror terkait ancaman terorisme. Dari fakta tersebut. Setyo menyimpulkan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan soal terorisme di Jawa Timur.
"Kalau ada ancaman biasanya kita tau dari densus. Densus akan memberi tahu saya. Tapi karena tidak ada pemberitahuan artinya kondisi situasi sekarang masih kondusif," tutup dia.
Pemerintah Australia menyatakan salah satu staf konsulat jenderalnya di Surabaya tidak akan menghadiri acara di Universitas Airlangga yang akan berlangsung hari ini, Kamis (23/8). Hal ini dilakukan menyusul ancaman serangan teroris yang belakangan beredar di Indonesia.
Kementerian Luar Negeri Australia juga sudah mengeluarkan
travel warning kepada warganya ke Indonesia. Mereka menyarankan para warganya yang berencana pergi atau sedang berada di Indonesia untuk menghindari tempat-tempat yang bisa menjadi target serangan teroris.
(dal/gil)