Hashim Bantah Prabowo Subianto Jalin Bisnis dengan Rothschild

Bimo Wiwoho | CNN Indonesia
Jumat, 24 Agu 2018 18:14 WIB
Hashim Djojohadikusumo mengatakan isu berhubungan dengan konglomerat Yahudi Rothschild kerap diembuskan lawan terutama saat Prabowo Subianto maju pilpres.
Hashim Djojohadikusumo mengatakan isu berhubungan dengan konglomerat Yahudi Rothschild kerap diembuskan lawan terutama saat Prabowo Subianto maju pilpres.(CNN INDONESIA/ MOHAMMAD SAFIR MAKKI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo membantah Prabowo Subianto memiliki hubungan bisnis dengan taipan Yahudi Nathaniel Philip Rothschild.

Hashim tak menampik bahwa Prabowo kerap berbisnis di luar negeri. Prabowo pun menjalin hubungan baik dengan Rothschild. Namun, Hashim membantah keras anggapan bahwa Prabowo berbisnis dengan Nathaniel Rotschild.

"Itu kabar tidak benar. Saya kira sudah berulang kali saya menyampaikan hal ini. Prabowo kenal baik dengan Nat Rothschild, tapi tidak memiliki hubungan bisnis," ujar Hashim melalui siaran pers, Jumat (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hashim mengatakan isu tersebut kerap diembuskan lawan. Terutama ketika Prabowo tengah menjadi kontestan pemilihan presiden. Menurut Hashim, hal itu semata-mata bertujuan untuk mendiskreditkan nama baik dan citra Prabowo.

"Fitnah itu tidak baik lah. Saya mengajak semua pihak mari berkampanye dan berkompetisi dengan cara-cara yang baik, positif dan beradab," kata Hashim.

Konglomerat Rothschild disebut menjadi donatur Prabowo-Sandi  CNN Indonesia/Hesti Rika

Hashim juga turut meluruskan bahwa Rothschild bukanlah orang Yahudi seperti yang sering disebut-sebut warganet. Dia menjelaskan bahwa Nathaniel Rotschild adalah pengusaha asal Inggris beragama Kristen. Ibu dari Nathaniel, lanjutnya, berasal dari Kanada dan beragama Kristen.

"Bukan Yahudi sepeti yang sering dihembuskan," imbuh Hashim.


Tidak ketinggalan, Hashim pun mengatakan bahwa Indonesia tidak bisa menutup diri dari negara lain. Terlebih, Indonesia adalah negara yang terbuka.

"Yang tidak boleh itu kita menjadi budak asing dan aset negara dikuasai asing. Itu yang tidak boleh," tegas Hashim. (dal/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER