Jakarta, CNN Indonesia -- Pria gondrong yang melontarkan kata 'idiot' kepada
Banser Nahdlatul Ulama (NU) dalam video yang diunggah oleh musisi
Ahmad Dhani akhirnya meminta maaf. Dari sebuah video yang viral di media sosial, dia memperkenalkan diri dengan nama Feri dan mengungkapkan penyesalannya.
"Saya dari hati lubuk yang dari dalam saya meminta maaf dengan tulus. Sekiranya Banser dan simpatisannya umat Islam pada umumnya memaafkan kekhilafan saya," kata Feri dalam video tersebut, Selasa (28/8).
Di dalam video tersebut, Feri berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Selain itu, ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk tidak saling mencaci maki menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi permintaan maaf itu, Ketua PP GP Ansor
Yaqut Cholil memaafkan atas tindakan dan ucapan yang dilontarkan oleh Feri. Yaqut mengatakan bahwa permintaan maaf yang dilakukan Feri sudah bisa diterima oleh anggota GP Ansor.
"Dia bikin video terbuka itu sudah cukup bagi kami, menunjukkan penyesalannya dengan begitu ia sudah mempermalukan dirinya sendiri," kata Yaqut saat dihubungi oleh
CNNIndonesia.com, Selasa (28/8)
 Ketua PP GP Ansor Yaqut Cholil (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) |
Sebelumnya, Dhani ditolak dan dikepung oleh kelompok masyarakat yang tak setuju dengan kegiatan tersebut setelah mendapat penolakan dari massa anti
#2019GantiPresiden. Dalam video yang tersebar, Dhani melontarkan ucapan-ucapan yang kurang pantas.
"Ini idiot-idiot kecil. Mendemo orang yang tidak berkuasa. Jadi saya enggak bisa keluar, mohon maaf teman-teman yang deklarasi," kata Dhani dalam video tersebut.
Massa #2019GantiPresiden dihadang dan dibubarkan oleh polisi saat melakukan aksi di Surabaya pada Minggu kemarin. Pembubaran massa menyusul dari aksi protes yang dilakukan oleh massa yang anti dengan gerakan #2019GantiPresiden. Polisi beralasan kegiatan 2019 ganti presiden tidak mengantongi izin dan mengancam persatuan.
KPU dan Bawaslu RI sementara itu menegaskan bahwa gerakan bertagar #2019GantiPresiden tidak tergolong sebagai bentuk kampanye jelang Pilpres 2019.
(dal/gil)