Jabodetabek Diprediksi Alami Musim Kemarau Hingga November

CTR | CNN Indonesia
Sabtu, 01 Sep 2018 14:01 WIB
Merujuk pada data prakiraan hujan di situs BMKG untuk wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT umumnya masih rendah pada September 2018.
Ilustrasi sungai kering akibat musim kemarau. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) masih berada dalam kondisi kemarau setidaknya hingga awal November mendatang.

Demikian prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang disampaikan Kepala Bagian Humas, Prabowo.

"Hal ini [kemarau] telah berlangsung sejak pertengahan Mei dan diprediksi berlangsung hingga awal November," kata Prabowo kepada CNNIndonesia.com, Jumat (31/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meskipun curah hujan yang minim akibat kemarau, Prabowo menyatakan tak menutup kemungkinan di sejumlah tempat di Jabodetabek turun hujan dengan intensitas tak merata dan singkat.

"Namun musim kemrau pun masih memungkinkan ada potensi hujan meski potensi hujannya tidak merata atau bersifat lokal dan durasi pendek," kata Prabowo.

Selain itu, hujan di bulan kemarau dengan intensitas ringan bakal ditandai dengan sejumlah ciri. Satu hal yang paling diwanti-wanti adalah soal angin.

"Bisa saja hujan lokal durasi pendek ini bisa saja hujannya lebat yang diawali angin dengan hembusan kuat," tutup dia.

Dilansir dari bmkg.go.id, untuk hari ini saja, seluruh daerah di DKI Jakarta berada pada cuaca cerah dan cerah berawan. Dengan cuaca seperti itu perkiraan suhu di DKI antara 24 derjat celcius hingga 33 derajat celcius.

Sementara itu, merujuk pada prakiraan curah hujan yang dilihat dari situs BMKG pemutakhiran per 10 Agustus 2018, curah hujan di Jawa, Bali, Madura, NTB, dan NTT umumnya ada pada kategori rendah (kisaran 0-100 mm) untuk September mendatang. Begitu pun pada Oktober. Perubahan prakiraan curah hujan diperkirakan baru terjadi setelah November 2018.

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER