Jakarta, CNN Indonesia -- Penarikan berita dan permintaan maaf yang dilayangkan media asal Hong Kong,
Asia Sentinel, tak membuat
Partai Demokrat berhenti mempermasalahkan itu.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief menyatakan pihaknya tetap menuntut media-media di Indonesia yang kadung menulis pemberitaan
Asia Sentinel itu untuk membuat klarifikasi. Tak hanya itu, Andi menyatakan akan memberikan nama-nama yang membuat pemberitaan
Asia Sentinel itu muncul kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI
Moeldoko."Nama-nama yang ikut terlibat dalam menyebar fitnah lewat
Asia Sentinel yang menyangkut chamber sekitar Istana akan kami berikan ke Pak Moeldoko. Termasuk penjelasan John Berthelsen dan Lin Neuman plus hasil investigasi," demikian pernyataan Andi yang ia kicaukan lewat akun Twitternya, Kamis (20/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asia Sentinel telah menarik pemberitaan dengan judul '
Indonesia's SBY Government: 'Vast Criminal Conspiracy'.
Asia Sentinel pun melayangkan permintaan maaf resmi atas penerbitan tulisan itu. Artikel yang ditulis John Berthelsen dan dipublikasikan pada 11 September 2018 itu memberitakan soal konspirasi keuangan terkait kasus bank Century.
Permintaan maaf itu sendiri dipublikasi di situs
Asia Sentinel pada 19 September 2018 dengan judul artikel,
Apology to President Yudhoyono and the Democrat Party of Indonesia.
Dalam akun Twitter-nya, Andi Arief menyatakan kasus Century tak pernah mengaitkan Ketua Umum Partai Demokrat yang juga mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dan, Andi Arief pun mengancam akan menempuh jalur hukum jika masih ada yang mencoba mengait-kaitkan kasus Century itu ke SBY maupun Demokrat.
"Soal century secara politik sudah diangkat pansus DPR, pengadilan tipikor, pengadilan umum, arbitrase internasional. Semua vonis menyebut tidak ada aliran ke SBY dan Partai Demokrat. Jika masih ada yang
asbun seperti Misbakhun, ini peringatan terakhir untuk selanjutnya menempuh hukum," kicau Andi.
Tuntutan Kepada Media Massa di IndonesiaSetelah muncul permintaan maaf
Asia Sentinel tersebut, Andi Arief pun meminta kepada media-media massa di Indonesia yang memuat laporan Asia Sentinel untuk melakukan hal serupa.
"Apresiasi juga buat
jpnn.com yang sudah meminta maaf dengan klarifikasi berita, media ini yang pertama memuat utuh tulisan
Asia Sentinel tanpa
cross check. Saya tidak tahu apakah
beritasatu.com,
Suara Pembaruan, dan
Metro TV akan lakukan hal sama," demikian kicau Andi.
"
Tirto.id harus buat klarifikasi juga, Gak boleh masuk dalam skandal ini," sambung Andi dalam kicauannya yang lain menjawab kicauan twitter Wasekjen Demokrat lainnya, Rachland Nasidik.
(kid/wis)