Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Din Syamsuddin menyampaikan langsung pengunduran dirinya, sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban kepada
Presiden Joko Widodo. Dia menyatakan mengambil keputusan itu karena merasa tidak leluasa dalam menjalankan tugas lantaran sensitivitas politik yang demikian tinggi di Pemilu dan Pilpres 2019.
"Di tengah jalan saya sampaikan saya kesulitan, begitu mau merajut kebersamaan, dibilang 'lu orang sana, lu orang dia'. Jadi kan tidak bagus. Sekarang menjadi tidak mudah karena sudah ada sensitivitas politik yang tinggi karena Pilpres," kata Din di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/9).
Hal itu disampaikan dalam pertemuan tertutup sekitar 30 menit bersama Jokowi di Istana Merdeka hari ini. Din menyatakan pengunduran diri telah disampaikan secara tertulis sejak 21 September. Namun, dia baru berkesempatan menyampaikan langsung sore ini.
"Silaturahmi dan menyampaikan pengunduran diri sebagai utusan presiden. Alhamdulillah beliau sudah baca dan dapat memahami maksudnya apalagi setelah saya sampaikan lisan tadi," ujar Din.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan itu, Din menjelaskan pengunduran dirinya demi kemashalatan umat dan menunaikan tugasnya selama ini yang berkaitan dengan masyarakat lintas agama dengan pandangan masing-masing, terutama jelang Pilpres 2019.
"Jadi kalau saya masih menjabat utusan khusus presiden yang sekarang jadi capres, banyak yang memahami saya hanya di satu pihak itu akan menghalangi dan memudahkan saya membangun masyarakat majemuk," katanya.
Din menyatakan posisinya harus netral dan tidak terlibat dalam pusaran politik, ketika merajut kebersamaan antarmasyarakat Indonesia. Sementara itu, sejak ia dilantik Jokowi menjadi utusan khusus, dia mengaku mulai dituding mau menerima jabatan itu dengan alasan politik.
Menurut Din, penjelasan itu bisa diterima Presiden Jokowi. Dia pun menyerahkan keputusan selanjutnya kepada Jokowi mulai dari penentuan pengganti hingga tetap menghidupkan lembaga itu atau tidak.
Setelah mengundurkan diri, Din menegaskan tak akan bergabung dalam tim sukses pasangan calon presiden dan calon wakil presiden manapun.
"Tapi sekali lagi ini bukan netral golput. Tapi saya pesankan tidak baik kalau golput, nanti hak pilih dilaksanakan pada waktunya," ujar Din.
Din mengatakan bakal mengundang kedua pasang capres dan cawapres menghadiri acara Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju pada 12 Oktober di Puri Agung Sahid Hotel.
(chri/ayp)