Survei Indikator: Keunggulan Jokowi-Ma'ruf Belum Aman

Tim | CNN Indonesia
Rabu, 26 Sep 2018 17:37 WIB
Indikator Politik Indonesia mengungkapkan bahwa Jokowi-Ma'ruf masih unggul dari Prabowo-Sandiaga. Namun, itu belum aman karena masa kampanye masih panjang.
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kanan) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri), di Jakarta, Jumat (21/9). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebut pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 di Pilpres 2019 Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih unggul dari paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, masa kampanye yang masih panjang membuat keunggulan itu belum dianggap aman.

Hasil survei terakhir pasangan Jokowi-Ma'ruf memiliki elektabilitas 57,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga hanya 32,3 persen.

"Karena pilpres masih 7 bulan lagi partai pendukung Pak Jokowi belum bernafas lega angka 57 persen meskipun lebih tinggi tapi Pemilu masih jauh tujuh bulan lagi. Pemilunya April 2019. Dengan selisih ini belum masuk kategori sangat aman buat pendukung Pak Jokowi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, di kantornya, Jakarta, Rabu (26/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam survei yang sama, 9 persen responden mengaku belum menentukan pilihan dan 1 persen lainnya mengaku tidak mau memilih alias golput. Lebih lanjut, sekitar 25 persen warga yang sudah punya pilihan kemungkinannya masih besar dan sangat besar untuk berubah.

Burhan melanjutkan bahwa Jokowi juga mengungguli Prabowo saat simulasi dua nama calon presiden tanpa pasangan cawapres-nya. Yakni, 57 persen milik Jokowi berbanding 31 persen milik Prabowo. Temuan tersebut, lanjutnya, tidak banyak berubah dibanding sebelumnya.

Terlepas dari keunggulan itu, Burhan menyebut ada fluktuasi atau kecenderungan naik-turun dalam hal elektabilitas Jokowi sejak September 2017.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, di Jakarta, 3 Mei.Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, di Jakarta, 3 Mei. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Pada September 2017, ia merinci, Jokowi memperoleh 58,9 persen; Februari 2018, angkanya naik menjadi 61,8 persen; dan terus turun semenjak Maret hingga September 2018.

Pada saat yang sama, suara Prabowo pun mengalami fluktuasi sejak September 2017. Saat itu, Prabowo memperoleh 31,2 persen. Pada Februari 2018, angkanya turun menjadi 29,4 persen, dan turun lagi menjadi 29 persen pada Maret 2018. Suara Prabowo juga sempat meningkat pada Juli 2018 menjadi 32,1 persen, namun kembali turun menjadi 31,3 persen.

"Dibanding temuan sebelumnya tampak pergerakan elektabilitas Jokowi dan Prabowo cenderung landai dan relatif berimbang," terangnya.

Jawaban Spontan

Burhan melanjutkan bahwa mayoritas responden (46 persen) memilih Jokowi dalam simulasi pertanyaan spontan. Dalam simulasi yang sama, Prabowo hanya memperoleh 22 persen suara.

Diketahui Indikator melaksanakan survei pada 1-6 September 2018 dengan jumlah sampel 1.220 orang dengan kondisi demografu 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan.

Survei Indikator: Keunggulan Jokowi-Ma'ruf Belum AmanFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Sebelumnya, survei Alvara Research Center pada periode 20-28 Juli mengungkapkan bahwa elektabilitas Jokowi mencapai 48,4 persen, sementara Prabowo mencapai 32,2 persen.

Selain itu, Survei dari Pusat Penelitian Politik (P2P) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 19 April-5 Mei 2018 mengungkapkan bahwa Jokowi dipilih oleh 45 persen responden, dan Prabowo dipilih oleh 17 persen.

(sah/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER