Terlepas dari itu, Bayu yakin anggota The Jakmania lain sama seperti dirinya, yakni memiliki mimpi untuk bisa datang mendukung Persija ketika melawan Persib di Bandung.
"Siapa si kagak pengen kalau nonton Persija di mana pun kita bisa hadirin, kita sudah beberapa kali islah (dengan Bobotoh). Siapa si tidak mau nonton satu tribun dengan rival dengan pengawalan ketat," kata Bayu.
Bayu sempat melawat ke Bandung, saat Persija melawan Persib masih digelar di Stadion Siliwangi. Namun, itu menjadi pengalaman pahit bagi Bayu dan rekan The Jakmania. Datang dengan sembilan bus, rombongan oranye itu mendapat sambutan kurang baik dari pendukung tuan rumah. Padahal, kata Bayu ketika Bobotoh menonton di Lebak Bulus, pihaknya sambut dengan terbuka.
"Sampai ke sana kita di-
sweeping, ditendangin. Akhirnya kita ngungsi di Kodim depan Stadion Siliwangi. Di situ kita agak emosi, mulai dari situ. Sebelumnya enggak ada. Awal mula perseteruan di situ," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bayu, sejak saat itu sampai hari ini, The Jakmania belum pernah menonton secara langsung di stadion ketika Persija bertamu ke Persib. Terakhir, rivalitas kedua pendukung ini memakan korban lagi, Ari yang tewas dikroyok Bobotoh sebelum laga Persija melawan Persib di Stadion GBLA.
Namun, Bayu meminta para pendukung seluruh klub di Indonesia memetik hikmah, termasuk para pengurus Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru, sebagai operator Liga 1. Bayu pun mengajak rekan-rekannya untuk tidak memupuk dendam atas kejadian kemarin. Pelaku pembunuhan Ari, menurutnya, biarkan penegak hukum yang memproses lebih lanjut.
"Sudah kejadian ini kita ambil hikmahnya saja, bagaimana ke depan kita tunggu keputusan pusat. Kita ikuti aturan pusat. Kalau kita timbul bales dendam, bales dendam, kapan berakhirnya kasus-kasus kekerasan ini?" ujarnya.
Sama seperti Bayu, sebagai The Jak, Alfian juga mengaku sangat ingin menonton laga Persija di kandang Persib. Ada sebuah kebanggaan tersendiri baginya.
Namun menurutnya, tetap harus memperhitungkan segala risiko sebelum berangkat ke Bandung untuk menonton Macan Kemayoran bertanding di sana. Ia menyebut nyawa jadi taruhan jika memang ingin menonton Persija di Bandung mengingat sejarah perseteruan dua kelompok pendukung.
Faktor keamanan tetap jadi pertimbangan matang untuk menonton. Bagi Alfian, percuma menonton di Bandung jika tidak mengenakan atribut The Jak, tidak bisa bersorak menyemangati pemain Persija dan menonton dengan penuh kewaspadaan.
"Buat apa kita bisa datang ke tempat lawan tapi enggak bisa ekspresikan, enggak bisa pakai baju oranye, enggak bisa teriak-teriak, buat apa? Ngapain? Lu bisa datang ke sana tapi nyaru pake baju tim lawan, buat apa? Mending enggak usah sekalian," kata dia.
(sur)