Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan kronologi
gempa dan Tsunami di Sulteng yang telah menewaskan sedikitnya 48 jiwa dan 356 orang luka-luka.
Gempa bumi awalnya terjadi pada pukul 14.00 WIB dengan magnitude 6 skala ricther yang mengguncang Donggala sejauh 10 kilometer. Gempa tersebut menyebabkan satu orang meninggal dan 10 orang luka.
Tak berapa lama, terjadi gempa susulan yang lebih besar dengan 7,7 skala ritcher kemudian direvisi 7,4 SR ke dalam 10 km. "Pusat gempa di jalur sesar Palu - Koro," ujar Sutopo saat konferensi pers, Sabtu (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutopo mengatakan gempa tersebut merupakan gempa dangkal tetapi karena terjadi di jalur sesar Palu-Koro berpotensi memicu Tsunami.
Pada pukul 17.02 WIB, Sutopo mengatakan, BMKG mengeluarkan warning tsunami dengan status siaga dan waspada.
"Arti status siaga, tinggi Tsunami potensi tsunami 0,5 - 3 meter untuk di pantai Donggala bagian barat. Sedangkan waspada kurang dari setengah meter untuk di tempat pantai Donggala bagian utara, Mamuju utara dan Palu bagian barat," tuturnya.
Tsunami pun menerjang Palu dan Donggala dengan tinggi 0,5 sampai tiga meter. Kawasan tersebut diketahui sebagai kawasan dengan pemukiman yang cukup padat. Selain itu juga banyak masyarakat yang beraktifitas di pantai.
"Saat peringatan Tsunami banyak yang tidak evakuasi," ucapnya.
Saat
warning Tsunami itu dikeluarkan, Sutopo mengatakan pihaknya pun masih menyiapkan pernyataan untuk pemberitahuan ke publik. Namun, 34 menit kemudian sejak dikeluarkannya warning Tsunami, BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami.
Untuk Kabupaten Donggala dengan intensitas 6-8 mmi diperkirakan akan ditemukan banyak korban. Sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Balai Sam Tanjung, Banawa Selatan, Banawa Tengah, Dampelas, Labuan, Sine, Sine Tobata, Sine Tabu Tambora, Sirena, Soyol dan Tanah Topea mengalami kerusakan yang cukup masif.
Namun BNPB belum mendapatkan informasi karena listrik mati di wilayah tersebut.
Sedangkan di Kota Palu diperkirakan memiliki dampak luas seperti di beberapa kecamatan seperti Manti Kulere, Palu Barat, Palu Selatan, Palu Timur, Palu Utara, Tatana, Tawaili dan Ulujadi.
Dua Dugaan Sebab TsunamiSutopo mengatakan pihaknya telah meminta pendapat dari sejumlah ahli terkait dengan peristiwa tsunami tersebut. Setidaknya ada dua dugaan yang menjadi penyebab Tsunami.
Dugaan pertama, Sutopo mengatakan Tsunami yang cukup tinggi menerjang Teluk Palu disebabkan oleh longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter. Banyak sungai yang bermuara ke Teluk Palu dengan membawa sedimen yang diendapkan di dasar laut.
"Namun belum terkonsolidasi dengan kuat ketika diterjang gempa akhirnya runtuh, longsor dan membangkitkan tsunami," kata Sutopo.
Dugaan kedua, Sutopo mengatakan bagian terluar yang disebabkan karena gempa lokal yang cukup tinggi. Namun Tsunami tidak sebesar longsoran di bawah laut.
(fhr/asa)