Golkar Optimalkan Lumbung Suara untuk Menangkan Jokowi

Tim & jnp | CNN Indonesia
Sabtu, 29 Sep 2018 17:48 WIB
Golkar akan mengoptimalkan lumbung-lumbung suara di Pilpres 2014 lalu untuk memenangkan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar sekaligus Ketua DPR. (Bambang Soesatyo. (CNN Indonesia/Andry Novelino).).
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo mengungkapkan strategi pemenangan pasangan calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Salah satu strateginya adalah mengoptimalkan lumbung suara Golkar di daerah-daerah yang pada Pilpres 2014 lalu Jokowi kalah di daerah tersebut.

Saat itu, partai beringin mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Bambang mengatakan Golkar menang di daerah Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Banten.

"Kita memiliki basis di mana dulu pak Jokowi kalah. Golkar menang di Jabar, Pak Jokowi kalah. Golkar menang di Sumbar, Pak Jokowi kalah. Golkar menang di Sumsel dan Banten Jokowi kalah," kata Bambang di Hotel Century, Jakarta Pusat, Sabtu (29/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu Bambang menyebut Jokowi bisa mendapatkan limpahan suara efek ekor jas (coattail effect) dari Golkar di daerah daerah ini.

Menurutnya DPP Golkar harus pintar-pintar memainkan isu terkait program-program atau pencapaian Jokowi untuk mendulang suara di lumbung suara Golkar.

Selain itu ternyata efek ekor jas juga berlaku sebaliknya, diharapkan para caleg Golkar di daerah tersebut bisa memainkan isu dan keberhasilan Jokowi untuk mendapatkan suara juga.

"Kemudian tidak benar juga kalau kita hanya mendapatkan coattail efeect sangat kecil. ini tergantung bagaimana DPP Golkar memainkan isu besar dalam mengusung pak Jokowi," ujar Bambang.

Akui Ma'ruf Kalah Populer dari Sandi

Selain soal itu, Bambang juga mengakui Ma'ruf Amin masih kalah popularitas dengan Sandiaga Uno. Kendati demikian pihaknya tidak khawatir karena ia mengklaim berbagai survey memenangkan pasangan Jokowi-M'aruf.

"Seluruh survei memenangkan beliau (Jokowi) walau penampilan wakil kita (Ma'ruf) kalah memang kalah dari wakil sebelah sana (Sandiaga)," kata Bambang.

Lebih lanjut Bambang mengatakan salah satu alasan Ma'ruf kalah populer dari Sandi adalah karena eks Wakil Gubernur DKI itu sudah mulai terjun ke dunia politik lebih dulu dari Maruf.

Sandi memang sudah mulai berpolitik sejak ia menjadi pasangan Anies Baswedan dalam Pilgub DKI Jakarta.

"Sandi lebih dulu sejak Cawagub, jadi kalau elektabilitas jauh dari Amin. Itu wajar. Sekarang kita poles pak Amin supaya tampil prima, apa adanya beliau, tak perlu pakai jean atau oblong, tetap pada penampilan semula," kata Bambang.


Sementara itu Bambang yakin partai koalisi bisa membentuk citra Amin agar bisa digilai emak-emak untuk mendulang suara. Ia yakin emak-emak akan berpaling kepada Amin.

"Amin datang berkunjung kita sudah kondisikan masyarakat yang menyambut histeris, emak-emak yang menyambut histeris," kata Bambang.

Bambang mengatakan saat ini, salah satu tanda seorang tokoh dicintai masyarakat adalah saat tokoh tersebut sering diajak untuk selfie.

"Kita buat mereka gila selfie berebut selfie dengan Pak Amin. Sehingga dalam perjalanannya kita tidak perlu lagi mengondisikan orang akan berebut selfie dengan pak Amin," tutur Bambang. (osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER