TNI Kerahkan Personel Amankan Objek Rawan Penjarahan di Palu

Tim | CNN Indonesia
Senin, 01 Okt 2018 20:55 WIB
Kapendam XIII/Merdeka Kolonel Inf Muhammad Thohir mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Sulteng untuk mengamankan objek yang rawan penjarahan.
Gerai Transmart di Palu menjadi korban penjarahan. Sejumlah personel TNI berjaga di lokasi. (Dok. Istimewa)
Palu, CNN Indonesia -- Kepala Penerangan Kodam XIII/Merdeka Kolonel Inf Muhammad Thohir menyatakan saat ini TNI telah mengerahkan personel untuk mengamankan objek yang rawan aksi penjarahan setelah gempa di Palu, Sulawesi Tengah.

Thohir mengatakan TNI telah berkoordinasi dengan Polda Sulawesi Tenggara terkait dengan pengamanan tersebut.

"Pengamanan objek-objek penjarahan sudah dilakukan antara Polda dan Kodam XIII/Merdeka, personel sudah dikerahkan," kata Thohir di Korem 132/Tadulako, Palu, Senin (1/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Thohir mengatakan saat ini aksi tidak hanya dilakukan untuk menjarah makanan tapi juga barang-barang lainnya. "Sudah apa saja dijarah," ujarnya.

Thohir menyebut aksi penjarahan tersebut masuk tindakan kriminal. "Ini kriminal, sudah berlaku pasal tindak kriminal," ucap Thohir.

Kendati demikian, Thohir mengklaim sejauh ini kondisi di Poso masih terkendali. "Situasi masih relatif terkendali," katanya

TNI Kerahkan Personel Amankan Objek Rawan Penjarahan di PaluPenjarahan di lokasi gempa Palu, Sulawesi Tengah. (AFP PHOTO / BAY ISMOYO)

Bantuan Sempat Habis

Thohir mengatakan hari ini bantuan logistik yang ada di posko Korem 132/Tadulako sempat habis, meskipun kini bantuan telah datang kembali.

Posko tersebut merupakan posko utama untuk distribusi bantuan. Sebab, sejauh ini belum dilakukan distribusi bantuan langsung ke posko-posko pengungsian.

"Pukul 10 [siang] tadi kosong, habis terdistribusi, tapi sudah datang lagi untuk dibagikan besok," kata Thohir.

Nantinya, kata Thohir, bantuan yang tiba di Palu akan langsung didistribusikan ke tiga lokasi, yakni Palu, Sigi, dan Donggala.

"Dari bandara langsung didistribusi ke tiga tempat," ujarnya.

Di wilayah yang belum tersentuh bantuan, kata Thohir, pihaknya tengah mengupayakan agar bantuan bisa segera disalurkan dalam waktu.

Selain itu, Thohir menyebut TNI juga akan segera membangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga. Ia beralasan pihaknya masih kekurangan personel sehingga sampai saat ini belum didirikan dapur umum.

Sementara itu, di Jakarta, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengonfirmasi soal ada upaya pencegatan kendaraan logistik bantuan untuk korban gempa di Palu. Pencegatan terjadi saat kendaraan melalui rute di wilayah Sulawesi Barat.

"Pencegatan logistik dari Sulbar menuju Palu. Karena gempa juga terjadi di Mamuju Utara ya. Jadi, masyarakat di sana juga butuh batuan," kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (1/10) siang ketika ditanyai mengenai penjarahan yang terjadi di Sulawesi Tengah.

Untuk memastikan logistik sampai di tempat dengan baik, distribusi bantuan akan dikawal polisi. Sutopo mengakui bahwa di daerah Palu saja belum semua daerah mendapatkan bantuan karena masih terisolasi. Terisolasinya wilayah-wilayah itu karena rusaknya jalan. Tidak semua alat komunikasi bisa digunakan sehingga bantuan belum bisa dibagikan secara merata di hari ketiga pasca gempa itu.

Sementara itu, penjarahan menjadi salah satu masalah yang saat ini dihadapi masyarakat di Sulawesi Tengah. Namun Sutopo kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah memperbolehkan penjarahan.

"Oleh karena itu harus dikawal Polri, dikawal aparat. Ini ada prioritas untuk logistik dikawal oleh pihak keamanan," ujarnya.

TNI Kerahkan Personel Amankan Objek Rawan Penjarahan di PaluKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan kepada media terkait dengan Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami di Kota Palu dan Donggala, Jakarta (30/9). (CNN Indonesia/Hesti Rika)


Pengerahan 2.000 Personel Polri

Sementara itu, Kapolri Jendral Tito Karnavian mengatakan bakal mengerahkan sekitar 2.000 pasukan kepolisian untuk membantu menangani gempa dan tsunami di wilayah Palu dan Donggala.

"Dari Polri sendiri kita rencanakan akan mengirim antara 1.500 sampai 2.000 pasukan," kata Tito saat ditemui di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (1/10).

Tito mengatakan pihaknya saat ini baru mengerahkan sekitar 400 personel yang tersebar di Palu dan Donggala. Ia mengaku butuh tambahan personel tambahan untuk mengamankan wilayah sekaligus membantu proses evakuasi yang masih berlangsung di wilayah tersebut.

"Saya masih menganggap perlu. Karena satu untuk pengamanan. Karena palu itu kan relatif daerahnya tertutup ya, jalur darat ada beberapa jaur yang longsor kan. sedangkan udara hanya bisa dimanfaatkan runway bandara 2000 meter," kata dia.

Selain itu, Tito turut memastikan Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu sudah bisa melayani penerbangan Pesawat Hercules milik TNI AU dan pesawat-pesawat kecil untuk mengirimkan bantuan kemanusiaam ke wilayah terdampak.

"Ini sedang diatur pengamanannya, supaya yang berangkat ngirim pasukan, logistik, masuk ke Palu. Setelah itu keluarnya dia bawa masyarakat yang ingin keluar sama yang sakit. Mengevakuasi yang sakit. Kondisi seperti itu," ujarnya.

Di samping itu, Tito juga memastikan kondisi Pelabuhan Pantoloan, Palu akan berfungsi normal secepatnya.

Ia mengatakan Kementerian BUMN telah bergerak untuk memperbaiki kondisi pelabuhan tersenut supaya bisa difungsikan secepatnya.

"Sehingga kita harapkan lisatrik segera, pelabuhan sudah bisa normal secepat mungkin, listrik bisa normal. Kalau itu semua normal, maka logistik akan masuk, masyarakat akan tenang," kata dia. (dis/kst/rzr/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER