Jakarta, CNN Indonesia -- Gerai
Transmart di Palu menjadi salah satu ritel yang menjadi korban penjarahan usai bencana
gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9) lalu.
Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia, Satria Hamid memberi klarifikasi bahwa saat ini, hipermarket Transmart dalam penjagaan pihak keamanan.
"Benar adanya, gerai kami di Transmart Palu sempat menjadi salah satu lokasi terjadinya penjarahan," ujarnya lewat keterangan tertulis, Senin (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian Satria memastikan pihak Transmart Carrefour telah berkoordinasi bersama dengan Komando Resor Militer (Korem) setempat untuk dapat mengamankan situasi di sekitarnya.
Untuk menenangkan aksi masyarakat Palu, aparat keamanan juga memastikan akan mengambil tindakan tegas.
"Kami saat ini perketat pengamanan agar tidak lagi terjadi kericuhan dan pengambilan penjarahan barang," ungkapnya.
Lebih dari itu,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengimbau masyarakat Palu untuk tetap sabar dan menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi memperingatkan masyarakat Palu bahwa tindakan mengambil barang yang bukan milik adalah perbuatan melanggar hukum.
Sebelumnya, gempa dan tsunami mengakibatkan masyarakat yang menjadi korban mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan harian. Sehingga berimbas kepada aksi nekat masyarakat menjarah barang-barang di minimarket, toko serta hipermarket tak terkecuali Mal di sekitarnya.
Aksi penjarahan diawali oleh asumsi masyarakat atas dibolehkannya dalam kondisi darurat ini memenuhi kebutuhan harian seperti makan dan minum dengan mengambil di toko-toko yang tutup.
Namun, hal ini disanggah oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. Tjahjo menjelaskan bahwa fasilitasi pembelian makanan dan minuman di toko hanya boleh dilakukan di beberapa toko, yaitu toko-toko yang dikunjungi tim kemendagri dan pemda Palu dalam rangka pemberian bantuan.
(dal)