Sebanyak 600 Jenazah Gempa Palu Masih di RS Bhayangkara

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 02 Okt 2018 12:05 WIB
Sekitar 600 jenazah korban gempa dan tsunami di Palu, yang teridentifikasi maupun yang belum, masih berada di RS Bhayangkara kota Palu dan belum dimakamkan.
Pemakaman massal korban gempa dan tsunami di Palu, Sulteng, di TPU Poboya Indah, Palu, Senin (1/10). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan jenazah korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, masih berada di RS Bhayangkara, di Palu. Kepolisian mengaku mendapatkan sejumlah kendala dalam identifikasi korban.

Dokter Forensik tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri Ajun Komisaris Besar Summy Hasrty Purwanti mengatakan ratusan jenazah tersebut ada yang sudah teridentifikasi dan ada juga yang masih dalam proses identifikasi.

"Ada 600-an jenazah, ada yang udah teridenifikasi, ada yang belum," kata Hastry di RS Bhayangkara, Selasa (2/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari ratusan jenazah tersebut, sekitar 100 jenazah sudah dimakamkan secara massal di TPU Poboya Indah.

Menurut Hastry, jenazah yang dimakamkan secara massal tersebut pun ada yang sudah teridentifikasi dan ada yang belum. Adapula jenazah yang sudah teridentifikasi dan dijemput keluarga tetap diikutkan dalam pemakaman massal tersebut.

"Karena mereka kendala angkutan untuk bawa jenazah dan proses pemakamannya, yang penting mereka sudah tahu keberadaan keluarganya tersebut," tuturnya.

Sebanyak 600 Jenazah Gempa Palu Masih Ada di RS BhayangkaraTim SAR mengevakuasi seorang korban dari reruntuhan di Hotel Roaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).  (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Kendala Identifikasi

Hastry mengungkapkan ada sejumlah kesulitan yang dihadapi oleh tim DVI saat proses identifikasi. Pertama, proses pembusukan yang cepat, terutama untuk korban tsunami. Pembusukan itu juga dipengaruhi cuaca Palu yang panas.

Kedua, sambung dia, adalah banyaknya jenazah yang merupakan satu keluarga juga menyulitkan tim untuk melakukan identifikasi.

"Kan banyak juga yang satu keluarga, jadi identifikasinya kadang susah juga," ucap Hastry.

Ketiga, kurangnya personel dokter forensik yang ada di RS Bhayangkara menjadi kendala tersendiri.

"Kendala kekurangan personel dokter forensik hanya empat orang dari mabes polri," lanjutnya.

Menurut Hastry, upaya penambahan jumlah personel masih terkendala transportasi menuju Palu.

Petugas melakukan evakuasi korban di Perumnas Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).Petugas melakukan evakuasi korban di Perumnas Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Soal kantong jenazah, Hastry mengaku masih membutuhkan suplai. Sebab, sampai saat ini korban juga masih terus berdatangan.

"Dibilang kurang, tapi suplai datang terus dan kita berharap suplai terus ada karena kan jenazah terus berdatangan," ujarnya.

Hastry mengatakan untuk proses identifikasi korban gempa dan tsunami di Palu sampai saat ini masih dipusatkankan di RS Bhayangkara dan tidak dilakukan di rumah sakit lainnya.

(dis/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER