Palu, CNN Indonesia -- Proses evakuasi dan identifikasi korban gempa dan tsunami
Palu sampai saat ini masih terus dilakukan. Namun, kegiatan itu terhambat karena tim penyelamat juga kekurangan sumber daya manusia.
Dokter forensik tim DVI Mabes Polri AKBP Summy Hastry Purwanti mengakui kekurangan personel dokter forensik di RS Bhayangkara Palu.
"Kendala kekurangan personel dokter forensik hanya empat orang dari Mabes Polri," kata Hastry di RS Bhayangkara Palu, Selasa (2/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hastry sebenarnya mereka sudah berusaha menambah jumlah personel. Namun, sampai saat ini masih terkendala transportasi menuju Palu.
Sementara untuk kantong jenazah, Hastry mengatakan saat ini sebenarnya mereka masih terus membutuhkan pasokan. Sebab, sambung dia, sampai saat ini korban juga terus berdatangan.
Korban tewas terbanyak berada di Palu yakni 821 orang. Sementara di Donggala 11 orang dan Kabupaten Parigi Moutong 12 orang.Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho mengatakan jumlah korban ini berdasarkan data petugas di lapangan yang sudah dikonfirmasi. Sementara data lain merupakan perkiraan dan belum teridentifikasi serta dievakuasi. "Jumlah korban meninggal di Palu sama tapi 744 orang sudah terverifikasi. Kebanyakan korban meninggal karena tertimpa oleh bangunan yang roboh karena gempa," kata Sutopo dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (1/10).Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin ((1/10) mencapai 844 orang.
Dari jumlah itu korban tewas terbanyak berada di Palu yakni 821 orang. Sementara di Donggala 11 orang dan Kabupaten Parigi Moutong 12 orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban ini berdasarkan data petugas di lapangan yang sudah dikonfirmasi. Sementara data lain merupakan perkiraan dan belum teridentifikasi serta dievakuasi.
"Jumlah korban meninggal di Palu sama tapi 744 orang sudah terverifikasi. Kebanyakan korban meninggal karena tertimpa oleh bangunan yang roboh karena gempa," kata Sutopo dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur.
(dis/ayp)