Jakarta, CNN Indonesia -- Lapangan Vatulemo yang terletak di depan kantor Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah, menjadi salah satu lokasi pengungsian para korban
gempa dan tsunami beberapa waktu lalu.
Siti (48) salah satu pengungsi berada di lokasi tersebut sejak Sabtu lalu. Sebelumnya, Siti mengungsi di Korem 132/Tadulako namun kemudian diarahkan untuk berpindah.
Sampai hari ini, kata Siti, kebutuhan air minum menjadi hal yang sangat dibutuhkan para pengungsi. Sebab, pemberian bantuan air minum tidak dilakukan setiap hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Air minum paling dibutuhkan di sini," kata Siti di lokasi, Selasa (2/10).
Menurutnya, hari ini belum ada pembagian air minum. Siti mengatakan para pengungsi lain terpaksa harus merebus air sendiri untuk memenuhi kebutuhan air minum.
"Ambil air sumur suntik, kemudian rebus pakai tungku kayu," ujarnya.
Warga membuat tulisan pada satu unit kapal yang terbawa gelombang tsunami pascagempa berkekuatan 7,4 SR di Palu Utara, Palu, Sulawesi Tengah. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra) |
Selain kebutuhan air minum, fasilitas MCK juga dibutuhkan oleh para pengungsi. Hal itu disampaikan Ilham (40) yang sudah mengungsi di Lapangan Valutome sejak Sabtu lalu.
"Di sini ada MCK tapi enggak bisa dipakai," ucap Ilham.
Ilham mengatakan para pengungsi terpaksa mencari fasilitas MCK di tempat lain. Namun, sampai saat ini belum ada aliran listrik. Air untuk MCK pun tidak ada.
"Listrik enggak ada, air enggak ada, MCK susah," katanya.
Selain itu, lanjut Ilham, obat-obatan juga dibutuhkan oleh pengungsi. Menurutnya, beberapa pengungsi mulai mengalami sakit selama berada di pengungsian.
"Ada yang batuk, demam, pusing, kalau bisa ada bantuan obat," kata Ilham.
(dis/pmg)