Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menyebut saat ini ada capres oplas terkait kasus Ratna Sarumpaet. Anggota badan pemenangan Prabowo-Sandi itu awalnya disebut dianiaya hingga lebam di wajah. Namun polisi menyebut lebam itu efek dari operasi plastik.
"Baru saja dengarkan pernyataan polisi mengenai Ratna Sarumpaet. Ternyata kita punya capres oplas," ujar Antoni dalam pesan singkat, Rabu (3/10).
Antoni menuturkan kasus Ratna ini menunjukkan bahwa kubu Prabowo-Sandi menghilangkan akal sehat demi nafsu politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menyoroti sikap kubu Prabowo yang tidak melakukan klarifikasi kepada Ratna sebelum merespons dugaan penganiayaan tersebut.
"Langsung digoreng.
Izaa ja'akum faasiqun bi nabain fa tabbayyanuu. Tabayun perintah Quran dilupakan," ujarnya.
Selain tidak tabayun, Antoni juga menilai kubu Prabowo memilih bermain politik dengan fitnah di tengah suasana duka akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Kita masih berduka. Rakyat dan pemerintah sama-sama bantu korban Palu dan Donggala. Kalian sibuk bermain politik penuh fitnah.
Astagfirullah," ujar Antoni.
Sebelumnya, Ratna Sarumpaet mengklaim dianiaya oleh orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September lalu. Ratna lalu melaporkan itu kepada Prabowo Subianto.
Prabowo menyatakan penganiayaan terhadap Ratna di luar prikemanusiaan. Ia juga menyebut hal tersebut melanggar Hak asasi Manusia (HAM).
"Apa yang dialami Ibu Ratna ini tindakan yang di luar kepatutan, tindakan jelas melanggar HAM dan tindakan pengecut karean dilakukan terhadap ibu-ibu yang usianya sudah 70 tahun," ujar Prabowo di kediamannya, Jakarta, Selasa (2/10).
Di sisi lain, pihak kepolisian menyebut Ratna luka lebam di wajah Ratna bukan karena dianiaya, melainkan akibat operasi plastik.
(panji/wis)