Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya memeriksa seorang saksi mata yang juga anggota Dewan Penasehat DPP
Gerindra Heski Roring sebagai saksi peluru nyasar yang di ruang kerja anggota Fraksi Gerindra Brigjen (purn)
Wenny Warouw yang berada di lantai 16 Gedung Nusantara II, Senayan Jakarta.
Heski mengatakan kedatangannya ke Polda karena diminta oleh penyidik untuk memberikan keterangan terkait peristiwa peluru nyasar tersebut. Pasalnya saat di lokasi kejadian, dirinya belum sempat diminta keterangan.
"Datang ke sini diperiksa sebagai saksi," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (15/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heski berharap kasus peluru nyasar tersebut dapat diproses lebih lanjut. Menurut dia, meskipun tidak ada korban jiwa, peluru nyasar itu dapat membahayakan nyawa orang lain. Dia mengaku beruntung karena peluru tidak mengenai dirinya.
"Kami mohon, untuk diproses. Namanya peluru ini, coba kalau saya kena, tetapi ya jangan sembarang. Pokoknya proseslah. Proses hukum apalagi (korban) anggota dewan, ke ruangan anggota dewan, pejabat publik. Harus diproses dengan baik," tuturnya.
Heski merupakan salah satu saksi mata saat peristiwa peluru nyasar itu terjadi.
Heski menceritakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Kala itu, ia mengaku tengah berbincang dengan Wenny dan seorang bernama AKBP Ronald. Bahkan, dia sempat meminta Wenny tiarap saat peluru melesat.
Dia mengaku sebelum peristiwa ini terjadi, tak satupun mendapatkan pesan berupa teror.
Saat konferensi pers di DPR, Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Menembak Indonesia DKI Jakarta Setyo Wasisto memastikan peristiwa tersebut sebagai peluru nyasar. Bahkan pelaku juga sudah diamankan oleh polisi.
Pelaku berinisial I merupakan anggota Perbakin Tangerang Selatan (Tangsel). Pelaku menembakan senjata saat latihan menembak dengan menggunakan peluru kaliber 9 milimeter di sekitar gedung DPR.
(gst/ugo)