Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah perwakilan massa
aksi bela kalimat tauhid menemui pihak Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.
Beberapa di antaranya yakni Ketua
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak dan anggotanya Abdul Rasyid dan Syuhada.
Sebelum masuk ke dalam Kantor Menkopolhukam, Yusuf mengaku akan meminta pemerintah segera mengusut pelaku pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid jika tak mau disebut anti Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apabila pemerintah tidak ingin dianggap sebagai anti Islam, tidak berpihak pada ulama tolong buktikan tindakan yang tidak benar," katanya di hadapan ribuan massa aksi bela tauhid di depan gedung Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (26/10) siang.
Yusuf juga memastikan akan menyampaikan permintaannya itu pada pihak Kemenkopolhukam. Menkopolhukam Wiranto sendiri dikabarkan tidak ada di kantornya. Ia akan bertolak ke Palu, Sulawesi Tengah, sore ini.
Serukan Pembubaran Banser Seperti HTIPerwakilan GNPF Ulama Bogor, Dani, menyerukan
banser NU dibubarkan pasca pembakaran bendera berkalimat tauhid beberapa waktu lalu. Dani mengaku geram dengan aksi oknum banser yang dinilai sewenang-wenang.
"Bubarkan organisasi yang pongah ini. Semoga mereka segera menanggalkan seragamnya dan menyatakan mundur," ujar Dani.
Ia meminta pemerintah segera membubarkan banser NU seperti saat membubarkan
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Keberadaan mereka menimbulkan provokasi, bakar seragam kalian, bubarkan banser NU, sama dengan HTI bubarkan," ujarnya.
Terkait hal itu, Yusuf Martak menilai tindakan oknum banser NU yang membakar bendera bertuliskan kalimat tauhid sangat arogan. Ia menduga ada pihak yang melindungi tindakan tersebut.
"Ini arogansi yang sangat tinggi karena belakang mereka ada pihak yang
back up," ucap Yusuf.
"Apa salahnya bawa bendera, apa tidak malu. Tunggu balasan Allah pada mereka yang bakar bendera," ujarnya.
Diiringi takbir dan pekikan kalimat tauhid, para massa aksi pun menyanyikan lagu 'Bubarkan banser sekarang juga'.
(pris/dal)