Jakarta, CNN Indonesia --
Aksi Bela Tauhid yang sedianya diadakan hari ini di Surabaya, ditiadakan. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah
FPI Surabaya, Mahdi Al-Habsy mengatakan pihaknya menunda aksi hingga 2 November mendatang.
"Tidak ada hari ini," kata Mahdi saat dihubungi
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (26/10)
Mahdi tak menjelaskan alasan penundaan aksi hari ini. Berdasarkan pantauan, Masjid Al-Akbar Surabaya, yang rencananya menjadi titik awal berkumpulnya massa aksi juga tampak sepi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, Muhammad Yunus mengatakan informasi terkait Aksi Bela Tauhid bakal digelar di Surabaya hari ini adalah hoaks.
"Hari ini enggak ada, enggak bener, itu hoaks. Aksi rencananya nanti bulan depan, awal bulan, Insya Allah tanggal 2," kata Yunus saat dikonfirmasi
CNNIndonesia.com.
Aksi ini sebagai buntut insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid di Garut. Bendera tersebut kerap dipakai Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), organisasi terlarang yang telah dibubarkan pemerintah.
Yunus yang juga bertindak sebagai pimpinan aksi bela Tauhid di Surabaya mengatakan massa tak akan menyampaikan tuntutan. Pihaknya hanya akan menyosialisasikan perihal bendera dan lafaz Tauhid.
Yunus menekankan pihaknya tak akan menuntut pembubaran ormas. Insiden pembekaran bendera ini diduga dilakukan oleh oknum Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
"Tidak ada tuntutan soal membubarkan Banser, tidak ada itu, kemarin kan kami sudah ketemu dengan Kapolda, intinya kasus ini jangan sampai dibawa melebar ke mana-mana," kata dia.
Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Luki Hermawan telah mengumpulkan sejumlah pimpinan ormas Islam di Jatim. Dalam kesempatan itu, Luki mengimbau masyarakat sebaiknya tak turun ke jalan.
"Pemberitahuan itu ada, tapi kan kemarin sudah dikumpulkan oleh Bapak Kapolda untuk tidak usah terprovokasi dengan keadaan, tidak usah turun ke jalan," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi, Jumat, (26/10).
Massa menggelar Aksi Bela Tauhid di Bandung. (CNN Indonesia/Huyogo Simbolon) |
Bandung dan Medan Gelar AksiBerbeda dengan di Surabaya, di Bandung dan Medan hari ini digelar aksi Bela Tauhid.
Di Bandung, ribuan orang yang tergabung dalam Aliansi Pejuang Tauhid Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa mengutuk keras pembakaran bendera tauhid. Aksi berlangsung di depan Gedung Sate, Bandung.
Dari Gedung Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, para peserta aksi sebagian berjalan kaki dan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Polisi ikut berjaga di tengah iring-iringan massa.
Koordinator lapangan Asep Ruswan Efendi mengklaim aksi ini diikuti 60 ormas. Beberapa di antaranya dari Gema Keadilan, Pemuda Istiqomah, Agap, Jawara Sunda, Youth of Islam, Garda Anas dan Bandung Fighting Club.
"Aksi ini diikuti dari berbagai ormas di Bandung dan Jabar. Ada lebih dari 60 elemen dan ormas," katanya.
Dalam kesempatan itu, Aliansi Pejuang Tauhid Jawa Barat mengecam tindakan pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang dilakukan oknum Banser. Mereka menuntut agar pelaku tindakan tersebut dapat diproses hukum secara adil.
"Kami juga menuntut agar pimpinan pusat Ansor serta Banser bertanggung jawab serta benar-benar mampu membina, mengarahkan juga mengendalikan seluruh anggotanya agar tidak mengulangi perbuatan tersebut," demikian bunyi tuntutan mereka.
 Aksi Bela Tauhid juga digelar di Jakarta. (CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi) |
Sementara di Medan massa menggelar aksi di Mapolda Sumatera Utara. Massa aksi yang mengenakan ikat kepala dan topi bertuliskan kalimat tauhid datang dengan mengendarai sepeda motor dan mobil.
"Aksi solidaritas yang kami lakukan ini untuk menentang pembakaran kalimat tauhid di Jawa Barat beberapa waktu lalu. Kami menilai, pembakaran bendera kalimat tauhid ini telah mencederai agama Islam," kata Ramlan salah satu peserta aksi.
Mereka berencana melaporkan pelaku pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut ke polisi.
"Kami berharap Polisi harus memberi respons yang positif. Kami juga meminta agar Banser dibubarkan," urainya.
Sementara itu, Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Agus Andrianto mengatakan penyidik Polda Jabar dan Bareskrim Polri sudah menjelaskan bahwa pembakaran bendera di Garut, merupakan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Itu bendera HTI. Sudah dijelaskan kepada publik bahwa penyidik Polda Jabar dan Bareskrim, bahwasanya itu bendera HTI. HTI memang mengatakan itu bukan benderanya, tapi dalam beberapa kegiatan HTI, bendera-bendera itu dipakai. Masyarakat harus lebih cerdas, ini bukan waktunya lagi di adu domba," tegasnya.
(fnr/hyg/frd/pmg)