FPI Harap Pertemuan JK-Ormas Islam Bikin Bangsa Kondusif

CNN Indonesia
Jumat, 26 Okt 2018 20:44 WIB
FPI berharap pertemuan di rumah Jusuf Kalla dengan ormas Islam menghasilkan keputusan untuk mendesak GP Ansor mengucapkan permintaan maaf secara terbuka.
Juir FPI berharap pertemuan JK dengan Ormas Islam hasilkan keputusan bijak. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara Front Pembela Islam (FPI) yang juga Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif meminta pertemuan antara Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah pimpinan ormas Islam menghasilkan keputusan yang bijak. Slamet menganggap penting hal itu lantaran telah banyak aksi protes di berbagai daerah.

Diketahui, FPI, PA 212, dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama tidak diundang untuk membicarakan polemik pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Garut sejumlah pimpinan ormas Islam di rumah JK, malam ini (26/10).

"Semua pihak harus bijak, gelombang aksi bela tauhid sudah di mana-mana, jangan coba-coba ada pihak pihak yang melindungi penoda agama," kata Slamet saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (26/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Slamet juga berharap pertemuan di rumah JK menghasilkan keputusan untuk mendesak GP Ansor mengucapkan permintaan maaf secara terbuka. Menurut Slamet, hal itu memang perlu dilakukan agar suasana di masyarakat kembali tenang seperti sediakala.

"Banser lewat GP Anshor legowo saja mengakui kesalahan anggotanya dan minta maaf secara terbuka atas pembakaran bendera, topi, ikat kepala dan pin kalimat tauhid. Agar kondisi bisa bangsa kondusif," ujar Slamet.

"Pembakar kalimat tauhid harus dihukum," lanjutnya.


Terpisah, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak juga angkat suara. Diketahui, Yusuf dan Slamet sama-sama tidak diundang JK membicarakan pembakaran bendera beserta dampaknya sejauh ini.

Yusuf menilai GP Ansor tidak hanya perlu meminta maaf, tetapi juga harus sadar bahwa persatuan dan kesatuan mesti dijaga. Kata dia, pertemuan di kediaman JK harus menggarisbawahi hal itu agar tidak ada lagi kejadian serupa.

"Bukan hanya di lisan harga mati harga hidup tapi kerukunan antarumat selalu dinodai lagi," kata Yusuf.

"Yang kita harapkan kesadaran dan menjunjung tinggi persaudaraan dalam menjaga keutuhan NKRI," ucap dia.


Jusuf Kalla mengundang sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara dan ormas Islam di kediamannya, Menteng, Jakarta, Jumat malam (26/10). Mereka yang hadir antara lain Mensekneg Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Sementara dari perwakilan ormas Islam, sejauh ini yang dikabarkan hadir antara lain Ketua PBNU Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini. Perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia yakni Din Syamsuddin, Zainut Tauhid Saadi, Anwar Abbas, Yunahar Ilyas, Yusnar Yusuf

"Dan informasinya Pak Ketum [Ma'ruf Amin] juga diundang," kata Waketum MUI Zainut Tauhid Saadi.

(bmw/dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER